Dalam sesi wawancara dengan awak media, Menteri Agama turut mendukung visi dan misi Presiden Prabowo Subianto yang dinilainya konkret dan berpandangan jauh ke depan.
“Visi misi Presiden Prabowo sangat konkret dalam memperjuangkan seluruh masyarakat Indonesia. Ini harus didukung dengan persatuan umat beragama,” tegasnya.
Pencanangan Kurikulum Cinta
Salah satu poin menarik dalam kegiatan tersebut adalah gagasan Menteri Agama tentang “kurikulum cinta”. Kurikulum ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, saling menghargai, dan cinta kasih di antara peserta didik.
“Jika kurikulum hanya mengajarkan fanatisme terhadap agama masing-masing hingga agama lain dianggap sebagai lawan, maka itu keliru. Kita harus meramu perbedaan menjadi sesuatu yang indah,” jelasnya.
Menteri Agama juga mengingatkan para guru agama untuk tidak mencela agama lain dalam pengajaran mereka. “Tugas kita adalah menciptakan persamaan, bukan perbedaan, apalagi konflik. Anak-anak harus dibimbing untuk memahami bahwa perbedaan itu adalah kekuatan, bukan kelemahan,” tandasnya.
Sinergi untuk Masa Depan
Acara ini menjadi momen istimewa bagi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan. Selain mempererat hubungan antar tokoh agama, kegiatan ini juga menjadi ajang penyusunan langkah strategis untuk program kerja tahun 2025. Diharapkan, sinergi yang terbangun dapat menciptakan kehidupan beragama yang harmonis dan mendukung pembangunan nasional.
Rangkaian acara yang berlangsung penuh kehangatan ini menjadi bukti nyata, harmoni dan kerja sama lintas agama serta lintas sektor merupakan kunci utama untuk menjaga stabilitas dan kemajuan di tengah keberagaman Indonesia.(Hdr)