Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Gotong Royong Tobelo, Maluku Utara (2016) (ini mengemukakan, faktor penyebab alih kode yaitu latar (tempat pembicaraan), topik pembicaraan, tujuan interaksi, dan pinjaman leksikal. Sementara penyebab campur kode yaitu keterbatasan kode, pemakaian istilah populer, pembicara, mitra bicara, modus pembicaraan, topik pembicaraan, peranan dan maksud pembicaraan, pembangkit humor, pokok pembicaraan, sekadar bergengsi, dan hadirnya penutur ketiga.
Untuk menulis tesis ini, alumnus SMPK Posi-Posi Rao Kecamatan Pulau Rao Kabupaten Pulau Morotai Maluku Utara (2013) tersebut mengoleksi 203 data dalam 10 video yang dipilih mewakili 271 video unggahan Mr.D. Dari hasil pembahasan terhadap data yang dianalisis, lulusan SD Inpres Raja Kabupaten Pulau Morotai (2010) ini menyimpulkan, alih kode ektern dari Bahasa Indonesia ke bahasa Inggris ditemukan 10 video berjumlah 56, terdiri atas 14 klausa (satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat), dan 42 kalimat. Bentuk campur kode dalam tuturan Mr.D yaitu penyisipan unsur berwujud kata dan penyisipan unsur berwujud frasa. Yang paling dominan dalam tuturan Mr.D yaitu peristiwa campur kode. Dari 203 data yang ditemukan dalam video Mr.D., terdapat 147 campur kode yang terdiri atas 96 bentuk campur kode berwujud penyisipan unsur kata dan 51 berbentuk penyisipan unsur frasa.
Faktor penyebab terjadinya alih kode dalam tuturan Mr.D di kanal You Tube ‘guruku Mr.D yaitu topik pembicaraan, yaitu alih kode yang dilakukan Mr.D pada saat bertutur membahas topik yang dibicarakan. Tujuan pembicaraan termasuk termasuk faktor penyebab alih kode karena dalam tuturan, alih kode dilakukan dengan sengaja untuk menyampaikan maksud dari penutur pada saat bertutur. Sedangkan penyebab terjadinya campur kode yaitu keterbatasan kode, pembicara, dan topik pembicaraan.
“Pada peristiwa campur kode, keterbatasan kode menyebabkan Mr.D mencampurkan serpihan bahasa Inggris dalam tuturannya. Faktor pembicara pun menjadi salah satu penyebab terjadinya peristiwa campur kode karena latar belakang penutur yang berbahasa Inggris sebagai bahasa pertama dan sudah terbiasa mengucapkan kata-kata tersebut,” kunci Veronica Mugawe, S.S.,M.Hum, yang dinyatakan lulus dengan nilai A yang dibacakan Ketua Pembimbing Prof.Dr.Lukman, M.S. yang didampingi Prof.Dr.Asriani Abbas, M.Hum.
“Penelitian Veronica Mugawe terhadap pengajaran bahasa Inggris yang dilakukan Mr.D di kanal You Tube-nya akan membantu pembelajar Indonesia yang belajar bahasa Inggris karena disampaikan oleh “native speaker” (penutur asli) disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia yang mudah dipahami,” usul M.Dahlan Abubakar untuk melengkapi saran praktis yang disampaikan Veronica Mugawe, S.S.,M.Hum yang menyelesaikan pendidikan Magister dalam waktu 2 tahun 11 bulan. (mda).