Menurut Idham, saluran air yang meluap dan derasnya arus sering kali menjadi ancaman serius, terutama di kawasan dengan sistem drainase terbuka. Oleh karena itu, ia meminta warga untuk lebih waspada dan segera melaporkan kondisi yang berpotensi membahayakan kepada pihak berwenang.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi warga sekitar akan pentingnya infrastruktur drainase yang lebih baik. Salah seorang warga setempat, Rahmat (39), menyampaikan harapannya agar pemerintah kota dapat meningkatkan keamanan di sekitar saluran air. “Kami berharap ada tindakan dari pemerintah, seperti pemasangan penutup got atau tanda peringatan di area rawan, agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Gereja Bukit Zaitun juga turut menyampaikan rasa duka atas kehilangan salah satu petugas parkir yang telah bertugas selama bertahun-tahun di gereja tersebut.
“Kami merasa sangat kehilangan sosok Pak Habel yang sudah menjadi bagian dari keluarga besar gereja. Beliau adalah sosok yang ramah dan pekerja keras,” ujar seorang jemaat gereja.
Musibah ini menjadi peringatan bagi masyarakat Makassar untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di tengah kondisi cuaca ekstrem yang kerap melanda kota. Pihak berwenang diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif guna menghindari kejadian serupa di masa mendatang.
Jenazah korban saat ini telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran penting bagi masyarakat agar selalu berhati-hati dan memperhatikan keselamatan di lingkungan sekitar. (And)