“Minta maaf. Minta maaf, Pak,” kata oknum polisi yang mengenal Taufiequrrahman Ruki tersebut.
“Inspektur Jenderal Purnawirawan mau dipungli. Ini ‘real story’ (kisah nyata). Bukan ngarang saya. Cuma tidak pernah saya ceritain,” kata Taufiequrrahman Ruki seperti tayangan INews yang beredar di media sosial 2 Februari 2025.
Taufiequrrahman Ruki berkata kepada teman-teman polisinya, kita itu menjadi pelaku pungli, sekaligus juga korban pungli.
“Emangnya mentang-mentang kita anak polisi, masukin sekolah bisa gratis. Nggak,” sambungnya.
“Emangnya karena Anda polisi mau urus paspor bisa gratis? Nggak. Karena Anda pejabat, bikin Izin Membangun Bangunan (IMB) bisa gratis? Ora..(tidak), Mas. Ora. Bayarannya kadang-kadang tidak masuk di akal. Akhirnya apa? Aku aku (polisi) pungli juga dong. Akhirnya keluarlah istilah, “beli setan dimakan hantu,” beber Taufiequrrahman Ruki yang disambut tertawa audiens INews dalam “talkshow” tersebut.
Jadi, kata Taufiequrrahman Ruki, sekaligus juga kita ini pelaku, sekaligus juga menjadi korban. Kenapa, karena “the situations is there” (karena situasi saat di sana). Tidak bisa diperbaiki, kalau kita tidak memiliki pemimpin-pemimpin negara yang punya ‘strong and sustainable commitment” (memiliki komitmen kuat berkelanjutan). Kembali lagi ke situ!. (MDA).