WR III berjanji akan mempertemukan mahasiswa dengan pihak yayasan setelah rapat, namun hingga sore hari, janji tersebut tidak terealisasi.
“Saya diminta menunggu sampai rapat selesai agar bisa bertemu pihak yayasan. Namun, hingga sore hari, pertemuan tidak pernah terjadi dengan alasan rapat belum selesai,” ungkap Andis kecewa.
Ancaman Aksi Lebih Besar
Andis menegaskan, jika kasus ini tidak ditanggapi secara transparan oleh Polda Sulsel dan pihak kampus, GERMATEK akan terus melakukan aksi unjuk rasa dengan skala yang lebih besar.
Ia menilai, kasus dugaan TPPU ini sangat merugikan mahasiswa, mengingat UMI adalah kampus swasta yang sumber keuangannya berasal dari mahasiswa langsung.
“Kami tidak akan diam. UMI adalah kampus swasta yang dananya berasal dari mahasiswa, tetapi malah disalahgunakan. Ini tidak boleh dibiarkan !. Jika tidak ada kejelasan, kami akan turun kembali bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai fakultas untuk mengusut kasus ini secara lebih masif,” tegas Andis.
Kesimpulan
Aksi unjuk rasa GERMATEK menunjukkan ketidakpuasan mahasiswa terhadap dugaan praktik korupsi di lingkungan kampus UMI.
Dengan tuntutan transparansi dari Polda Sulsel dan Yayasan UMI, mahasiswa bertekad untuk terus memperjuangkan keadilan demi menjaga integritas institusi pendidikan.
Jika kasus ini tidak segera diusut tuntas, gelombang aksi yang lebih besar dipastikan akan kembali terjadi dalam waktu dekat.(Hdr)