PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Gerakan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia (GERMATEK-UMI) Makassar, menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengusutan tuntas kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) di lingkungan kampus UMI.
Aksi ini berlangsung di depan Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) dan Menara Rektorat UMI, Kamis (06/02/2025).
Dugaan Permainan antara Polda Sulsel dan UMI
Kasus TPPU di UMI sebelumnya telah masuk dalam proses penyelidikan Polda Sulsel. Dari hasil investigasi dan berbagai data yang dikumpulkan, GERMATEK menilai ada banyak hal yang masih ditutupi dalam kasus ini, termasuk dugaan keterlibatan empat pimpinan dan mantan pimpinan UMI dalam praktik penggelapan dana kampus.
“Kami melihat ada indikasi permainan antara pihak Polda Sulsel dan UMI dalam kasus ini. Masih banyak fakta yang ditutupi,” ujar Andis, Koordinator Lapangan (Korlap) GERMATEK, saat berorasi.
Menurutnya, aksi unjuk rasa ini merupakan tahap awal (pra-kondisi) sebelum dilakukan gerakan yang lebih besar.
Jika dalam waktu dekat tidak ada respons yang jelas dari Polda Sulsel maupun UMI Makassar, maka GERMATEK akan terus menggalang aksi dengan mobilisasi yang lebih luas.
Tanggapan Polda Sulsel dan Rektorat UMI
Saat menggelar aksi di depan Polda Sulsel, massa GERMATEK diterima oleh perwakilan kepolisian yang juga merupakan penyidik dalam kasus ini.
Pihak Polda menegaskan, proses hukum masih berjalan sesuai prosedur yang berlaku. Namun, mereka menyarankan agar mahasiswa berkoordinasi langsung dengan Yayasan UMI untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Setelah aksi di Polda Sulsel, massa bergerak ke Menara Rektorat UMI. Di sana, mereka ditemui oleh Wakil Rektor III (WR III) UMI, yang hanya memberikan arahan agar mahasiswa menunggu hingga rapat pimpinan selesai.
WR III berjanji akan mempertemukan mahasiswa dengan pihak yayasan setelah rapat, namun hingga sore hari, janji tersebut tidak terealisasi.
“Saya diminta menunggu sampai rapat selesai agar bisa bertemu pihak yayasan. Namun, hingga sore hari, pertemuan tidak pernah terjadi dengan alasan rapat belum selesai,” ungkap Andis kecewa.
Ancaman Aksi Lebih Besar
Andis menegaskan, jika kasus ini tidak ditanggapi secara transparan oleh Polda Sulsel dan pihak kampus, GERMATEK akan terus melakukan aksi unjuk rasa dengan skala yang lebih besar.
Ia menilai, kasus dugaan TPPU ini sangat merugikan mahasiswa, mengingat UMI adalah kampus swasta yang sumber keuangannya berasal dari mahasiswa langsung.
“Kami tidak akan diam. UMI adalah kampus swasta yang dananya berasal dari mahasiswa, tetapi malah disalahgunakan. Ini tidak boleh dibiarkan !. Jika tidak ada kejelasan, kami akan turun kembali bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai fakultas untuk mengusut kasus ini secara lebih masif,” tegas Andis.
Kesimpulan
Aksi unjuk rasa GERMATEK menunjukkan ketidakpuasan mahasiswa terhadap dugaan praktik korupsi di lingkungan kampus UMI.
Dengan tuntutan transparansi dari Polda Sulsel dan Yayasan UMI, mahasiswa bertekad untuk terus memperjuangkan keadilan demi menjaga integritas institusi pendidikan.
Jika kasus ini tidak segera diusut tuntas, gelombang aksi yang lebih besar dipastikan akan kembali terjadi dalam waktu dekat.(Hdr)