Pelatihan guru menjadi kunci keberhasilan implementasi kurikulum baru. Namun, pelatihan ini tidak bisa dilakukan sekadar sebagai program satu atau dua hari. Guru perlu mendapatkan pendampingan berkelanjutan, akses ke materi pembelajaran yang relevan, dan kesempatan untuk berkolaborasi dengan praktisi di bidang teknologi. Selain itu, pemerintah juga perlu mempertimbangkan insentif bagi guru yang bersedia mengembangkan kompetensi di bidang coding dan AI.
Kebijakan Pemerintah: Ambisi yang Perlu Diperkuat
Rencana Kemendikbudristek memasukkan coding dan AI ke dalam kurikulum adalah langkah yang patut diapresiasi. Namun, kebijakan ini perlu didukung oleh langkah-langkah konkret.
Pertama, pemerintah harus memastikan alokasi anggaran yang cukup untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur teknologi di sekolah-sekolah. Kedua, perlu ada roadmap yang jelas tentang bagaimana kurikulum ini akan diimplementasikan, termasuk tahapan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kematangan siswa.
Misalnya, di tingkat sekolah dasar, pembelajaran bisa dimulai dengan konsep dasar pemrograman melalui permainan atau alat visual seperti Scratch. Sementara di tingkat menengah, siswa dapat mulai mempelajari bahasa pemrograman yang lebih kompleks seperti Python atau JavaScript, serta dasar-dasar AI seperti machine learning dan data science.
Penting untuk memastikan bahwa kurikulum ini tidak menjadi beban tambahan bagi siswa, tetapi justru menjadi alat untuk menumbuhkan minat dan kreativitas mereka.
Kolaborasi Kunci Menuju Keberhasilan
Implementasi kurikulum coding dan AI tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Kolaborasi dengan pihak swasta, komunitas teknologi, dan lembaga pendidikan internasional dapat mempercepat proses ini.
Perusahaan teknologi seperti Google, Microsoft, atau Gojek bisa berperan dalam menyediakan platform pembelajaran, alat, atau bahkan program mentorship. Sementara itu, lembaga pendidikan internasional dapat membantu dalam pengembangan kurikulum dan pelatihan guru.
Selain itu, peran orang tua juga tidak kalah penting. Di era digital, orang tua perlu dilibatkan dalam proses pembelajaran anak-anak mereka. Misalnya, dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya coding dan AI, atau bahkan mengikuti workshop bersama anak-anak mereka.
Mimpi Besar untuk Masa Depan
Memasukkan coding dan AI ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah adalah langkah penting untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi era digital.
Namun, tantangan seperti kesenjangan infrastruktur dan kesiapan guru tidak boleh diabaikan. Dengan kebijakan yang tepat, alokasi anggaran yang memadai, serta kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Indonesia dapat mengatasi tantangan ini dan menciptakan sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
Pada akhirnya, tujuan utama bukan hanya mencetak programmer atau ahli AI, tetapi membentuk generasi yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan adaptif dalam menghadapi perubahan zaman.
Dengan begitu, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga produsen inovasi yang mampu bersaing di kancah global. Ini adalah mimpi besar, tetapi dengan kerja keras dan kolaborasi, mimpi ini bisa menjadi kenyataan.
Namun, seperti kata pepatah, “jalan panjang dimulai dengan langkah pertama.” Pertanyaannya, sudah siapkah kita melangkah? #yul.lutim@gmail.com