“Sepanjang Januari 2025, tercatat enam kasus baru TB yang tersebar di tiga desa, yakni Pattengko (2 kasus), Manunggal (2 kasus), dan Margomulyo (2 kasus).
Sementara itu, lima kasus yang masih menjalani pengobatan sejak 2024 tersebar di Purwosari, Kertoraharjo, dan Manunggal,” jelas Niluh.
Selain TB, penyakit lain yang banyak ditemukan pada pasien rawat inap juga menjadi perhatian. Data puskesmas menunjukkan adanya tren peningkatan kasus anemia pada remaja putri. Kondisi ini diduga dipengaruhi oleh pola makan dan asupan gizi yang kurang optimal. “Kita perlu meningkatkan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang, terutama bagi remaja putri yang rentan mengalami anemia,” tambah Niluh.
Rapat ini juga membahas upaya pencegahan dan penanganan stunting, yang masih menjadi masalah serius di beberapa desa. Camat Yulius menegaskan bahwa pemerintah kecamatan akan terus berkoordinasi dengan puskesmas dan desa untuk memastikan program-program pencegahan stunting berjalan efektif.
“Kita harus memastikan bahwa setiap anak di Tomoni Timur mendapatkan gizi yang cukup dan layanan kesehatan yang memadai,” ujarnya.
Tokoh masyarakat dan perwakilan desa yang hadir juga menyampaikan komitmen mereka untuk mendukung program kesehatan yang digagas oleh puskesmas dan pemerintah kecamatan.
“Kami siap bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan, terutama dalam mencegah penyakit menular dan tidak menular,” kata salah satu perwakilan desa.
Dengan adanya rapat lintas sektor ini, diharapkan berbagai permasalahan kesehatan di Tomoni Timur dapat segera teratasi melalui kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, puskesmas, dan masyarakat. Upaya ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan sejahtera bagi seluruh warga Tomoni Timur. (yul)