Sepertinya ada Lagi Maksud Terselubung

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Namun, meski begitu matang dan penuh pengalaman, usia tetap menjadi batas yang tak bisa dihindari. Seperti manusia yang harus memaknai tiap detik yang masih tersisa, saya yakin Pedoman Rakyat pun pasti sedang memikirkan langkah-langkahnya di masa depan. Apa yang bisa dilakukan untuk tetap relevan? Bagaimana caranya untuk terus menjaga api semangat dalam menyampaikan informasi yang tepat dan berguna bagi masyarakat? Inilah yang mungkin juga menjadi pertanyaan dalam hati setiap insan yang telah melewati usia matang, memikirkan tentang legacy yang akan ditinggalkan.

Dan begitu saya duduk di sana, di kursi perayaan dan buka puasa bersama paling belakang, saya menyadari betapa setiap usia baik itu usia media maupun usia manusia memiliki makna dan hikmah tersendiri. Tidak ada yang lebih tua atau lebih muda dalam setiap proses pertumbuhan. Ada momen di mana kita harus merasa bangga dengan perjalanan panjang yang telah dilalui, dan ada momen di mana kita harus siap melepaskan dan membuka diri untuk hal-hal baru. Mungkin, di balik rasa malu saya, sesungguhnya ada peluang untuk belajar, untuk menggali kebijaksanaan yang lebih dalam dari mereka yang telah lebih dahulu berjalan.

“Hati kecil saya. Jika saya ada dalam forum yang berisi orang yang punya pengalaman dan usia yang matang, hati saya berkata kenapa saya lambat lahir? Dan jika saya ada dalam forum yang berisi anak-anak muda yang kreatif, punya kemampuan laur biasa, hati saya pun juag bertanya kenapa saya cepat lahir”??

Saya pun tersenyum, lalu mengingat pernyataan sederhana dari Ardhy. “Kan ada saya, ada juga Pak Andi Awing dan pak Rusdy Embas.” Ternyata, tidak ada yang perlu saya khawatirkan. Sebagaimana dalam kehidupan, yang muda dan yang tua, yang baru dan yang lama, pada akhirnya saling melengkapi, saling belajar, dan saling memberi.

Baca juga :  Lembaga Masyarakat Adat Buangin Minta Camat Rantebua Dicopot

Acara demi acara telah berlalu, mulai dari pembukaan, sambutan-sambutan, buka puasa bersama hingga sholat Maghrib berjamaah di masjid. Suasana semakin terasa hangat, namun setelah itu, sebagian besar peserta mulai beranjak untuk kembali ke tempat acara. Ada yang bergegas pulang, mungkin karena ingin mengejar sholat Tarawih di dekat rumah masing-masing, sementara beberapa lainnya masih duduk, berbincang-bincang, menikmati sisa-sisa waktu yang ada. Dari tempat duduk saya yang berada di bagian belakang, mata saya tertuju pada meja utama. Di sana, tampak duduk dengan santai Dr. M Dahlan Abubakar, tokoh pers nasional yang juga Ketua Alumni Harian Pedoman Rakyat, ditemani oleh M Rusdy Embas, Pemred MakassarChannel, dan Arwan D Awing, Direktur BugisPos Grup. Melihat suasana yang mulai lowong, saya pun memutuskan untuk mendekat, merasakan kehangatan yang seolah mengundang.

Sampai di depan mereka, saya menyapa satu per satu dengan hangat. Kebetulan, kami sudah saling kenal, jadi tidak ada basa-basi panjang. Saya pun langsung mengusulkan untuk berfoto bersama. “Ayo, foto berempat saja,” kata saya dengan penuh semangat. Tentu saja, permintaan saya itu disambut dengan tawa ringan. “Sepertinya ada lagi maksud terselubung dibalik foto berempat ini,” kata Dr. M Dahlan Abubakar dengan senyum nakal. Arwan D Awing langsung menimpali, “Ini momen yang bagus, jadi harus diabadikan.” Tidak mau kalah, M Rusdy Embas menambahkan, “Sepertinya ada lagi yang mau dibuat ini sama Bang Maman, makanya minta foto berempat.” Saya tersenyum, lalu berbisik dalam hati, _”Hmm… iya, ini momen yang berharga. Kenangan yang akan selalu saya ingat, bisa ada di antara orang-orang hebat seperti mereka.”_

Momen-momen seperti ini, saya pikir, adalah seperti kotak koleksi barang-barang lama favorit kita. Kita menyimpannya dengan hati-hati, sesekali mengingatnya, dan itu selalu membuat kita bahagia. “Gambar yang kamu ambil dengan kameramu adalah imajinasi yang ingin kamu ciptakan dengan kenyataan,” kata Scott Lorenzo. Dan di situlah saya merasakan makna sebenarnya dari foto itu lebih dari sekadar gambar, itu adalah manifestasi dari sebuah kenangan yang akan terus hidup dalam ingatan, sebagai bukti bahwa kita pernah berada di tempat ini, bersama mereka yang telah mengukir sejarah dalam dunia pers.

Baca juga :  Jerman Ke Final Piala Dunia U-17

Rahman Rumaday, Kafe Baca, 5 Ramadan 1446 H/ 5 Maret 2025

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Rekrutmen Bersama BUMN 2025 Dibuka, Lebih dari 2.000 Lowongan Tersedia bagi Lulusan Mulai SMA/SMK

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama Forum Human Capital Indonesia (FHCI) secara resmi mengumumkan...

Antisipasi Cuaca yang Kerap Berubah, Polsek Paotere Gencarkan Patroli Dialogis di Kawasan Pelabuhan Paotere

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Mengantisipasi cuaca yang kerap berubah secara tiba-tiba, Polsek Paotere di bawah naungan Polres Pelabuhan Makassar...

Polres Pelabuhan Gulirkan Program Pekarangan Pangan Bergizi, Solusi Cerdas Cukupi Kebutuhan Pangan Warga

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Ketahanan pangan menjadi isu penting di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu dan harga bahan...

Selama Ramadan, Polres Pelabuhan Makassar Tingkatkan Pengamanan Masjid-Masjid di Kecamatan Kepulauan Sangkarrang

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Dalam rangka menciptakan suasana yang aman dan kondusif selama bulan suci Ramadan, Polres Pelabuhan Makassar...