PEDOMANRAKYAT, LUWU TIMUR - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Luwu Timur terus meningkat sepanjang 2024. Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, hingga awal Maret tercatat 219 kasus tersebar di berbagai kecamatan.
Dari 11 kecamatan yang melaporkan kasus DBD, Nuha menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 54 kasus, disusul Towuti dengan 52 kasus dan Wasuponda dengan 45 kasus.
Kecamatan lain seperti Malili dan Tomoni masing-masing mencatat 19 kasus, sementara Mangkutana melaporkan 16 kasus. Beberapa kecamatan lainnya, seperti Angkona, Wotu, dan Burau, mencatat angka lebih rendah dengan dua hingga empat kasus.
Namun, di tengah lonjakan kasus ini, Kecamatan Tomoni Timur menjadi satu-satunya wilayah di Luwu Timur yang tidak melaporkan kasus DBD sepanjang 2024. Capaian ini diduga terkait dengan upaya intensif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan serta penerapan langkah-langkah pencegahan secara ketat.
Kepala Puskesmas Tomoni Timur, Niluh Gd Sumardani, mengapresiasi petugas kesehatan di wilayahnya yang sigap dalam melakukan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk di setiap desa.
Penyuluhan tersebut dilakukan dengan kerja sama antara pemerintah desa dan para kader kesehatan, sehingga masyarakat lebih sadar akan pentingnya pencegahan DBD.
"Semoga ke depannya Kecamatan Tomoni Timur akan terus terbebas dari kasus DBD," ujar Niluh.
Selain itu, sepuluh desa dengan kasus DBD tertinggi juga teridentifikasi. Desa Magani menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 21 kasus, disusul Asuli dengan 19 kasus, serta Sorowako dengan 18 kasus. Desa lain seperti Ledu-Ledu, Tabarano, dan Nikkel masing-masing melaporkan 14 kasus, sedangkan Wasuponda mencatat 13 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Luwu Timur, dr. Adnan Kasim, menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai langkah preventif guna menekan angka penyebaran DBD di wilayah tersebut. Selain melakukan fogging di daerah dengan kasus tinggi, Dinas Kesehatan juga aktif dalam sosialisasi pencegahan melalui edukasi kepada masyarakat.
"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat. Pemberantasan sarang nyamuk menjadi langkah utama yang harus dilakukan bersama," ujar Adnan.
Untuk menekan angka penyebaran DBD, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur mengimbau masyarakat menerapkan langkah 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup wadah yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, serta memanfaatkan barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.
Keberhasilan Kecamatan Tomoni Timur dalam menjaga wilayahnya tetap bebas DBD sepanjang tahun ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pencegahan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut.
Kasus DBD di Luwu Timur menjadi perhatian serius mengingat penyakit ini dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, kerja sama antara masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan guna menekan angka kasus DBD di wilayah tersebut. (yul)