DPRD Sulsel Desak Pemda dan Polisi Hentikan Tambang Galian C Tikala, Diduga Rusak Lingkungan dan Situs Budaya

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Aktivitas tambang galian C di Kampung Batu, Kelurahan Tikala, Kecamatan Tikala, Kabupaten Toraja Utara, menuai sorotan tajam dari anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Sulsel, Salman Alfariz Karsa Sukardi, mendesak Pemerintah Daerah dan aparat kepolisian untuk bertindak tegas atas dugaan kerusakan lingkungan hingga potensi perusakan situs cagar budaya akibat aktivitas tambang tersebut.

"Dalam kondisi seperti ini, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk berdiam diri. Jika terbukti merusak lingkungan dan melanggar regulasi, maka izin operasi tambang harus segera dievaluasi, bahkan dicabut," tegas Salman saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (07/04/2025).

Politikus dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan itu menegaskan, keselamatan masyarakat dan kelestarian lingkungan harus menjadi prioritas utama. Ia menyebut evaluasi terhadap izin tambang penting dilakukan secara transparan dan komprehensif.

"Jangan sampai masyarakat jadi korban karena pembiaran aktivitas tambang yang tidak bertanggung jawab. Ini soal keberlanjutan lingkungan dan warisan budaya," lanjutnya.

Desak Keterbukaan dan Partisipasi Publik

Salman juga menyoroti pentingnya keterbukaan informasi dari perusahaan tambang kepada masyarakat setempat.

Ia menilai, warga Tikala berhak tahu detail aktivitas yang terjadi di lingkungan mereka, apalagi jika menimbulkan risiko jangka panjang.

“Perusahaan harus terbuka dan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Jangan ada kesan aktivitas tambang dilakukan diam-diam tanpa konsultasi publik,” tegasnya.

DLHK Sulsel Pertanyakan Legalitas dan Tata Ruang

Senada dengan DPRD, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sulawesi Selatan, Andi Hasbi Nur, turut mengkritisi legalitas kegiatan tambang tersebut.

Ia meminta Pemda Toraja Utara untuk segera melakukan kajian ulang terhadap Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) yang menjadi dasar pemberian izin tambang.

Baca juga :  Terus Berlanjut Relawan KoReAn Jawa Barat Deklarasi Gerakan Nasional Saksi AMIN Tak Mau di Bayar

“Perlu dipastikan dulu dari segi tata ruang. Kalau ternyata masyarakat tidak menyetujui keberadaan tambang, maka PKKPR bisa dibatalkan. Kalau itu dibatalkan, maka otomatis semua izin turunannya menjadi tidak berlaku,” ujarnya.

Desakan Publik Menguat

Salman menambahkan, aktivitas tambang galian C di wilayah Tikala menjadi perhatian publik setelah muncul laporan dugaan pencemaran lingkungan, kerusakan akses jalan warga, hingga ancaman terhadap situs budaya lokal.

"Masyarakat juga telah menyuarakan keberatannya atas keberadaan tambang tersebut melalui berbagai forum," bebernya.

Dengan sorotan dari legislatif dan DLHK, desakan agar aktivitas tambang dihentikan semakin menguat. Kini, masyarakat menanti sikap tegas dari Pemda Toraja Utara dan aparat penegak hukum untuk segera mengambil tindakan sebelum kerusakan makin meluas.(Hdr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Launching QRIS Retribusi, Bupati Sinjai : Upaya Tingkatkan PAD

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Dalam upaya meningkatkan efisiensi transaksi pendapatan daerah dan mendorong percepatan digitalisasi keuangan daerah, Bupati Sinjai Dra....

PLN Sinjai Berikan Sambungan Listrik Melalui Program Light Up The Dream

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu, PT PLN (Persero) melalui program “Light Up The...

Universitas Patompo Wisuda 227 Sarjana dan Magister di Hotel Claro Makassar

PEDOMAN RAKYAT, MAKASSAR Universitas Patompo Makassar akan menggelar Wisuda Sarjana dan Magister Periode XXX Tahun Akademik 2025 pada...

Mahasiswa KKP- PM FISIP Unismuh Bantu Tingkatkan Publikasi Digital SMA Muhammadiyah Sungguminasa Gowa

PEDOMAN RAKYAT, GOWA.- Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar mulai melaksanakan program...