Setelah itu, pembina melakukan distribusi langsung, memastikan tak ada yang terlewat. Langkah terakhir, pemantauan dilakukan secara berkala guna menilai efektivitas program dan mendeteksi efek samping, jika ada.
“Tablet ini membantu menjaga kadar hemoglobin, yang artinya juga menjaga konsentrasi belajar mereka. Siswi yang sehat akan lebih mudah fokus dan berprestasi,” kata Salmiati menambahkan.
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, prevalensi anemia pada remaja putri masih cukup tinggi. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kesadaran akan pentingnya asupan zat besi. Untuk itu, intervensi seperti ini dianggap krusial.
Kepala UPT SMA Negeri 2 Enrekang, Sukayono, mendukung penuh program ini, menyatakan kegiatan semacam ini akan terus dilanjutkan secara berkala, bahkan kemungkinan diperluas jangkauannya.
“Pendidikan tidak cukup hanya soal akademik. Kesehatan adalah fondasi utama. Jika tubuh lemah, bagaimana bisa meraih cita-cita ?,” ujarnya dalam keterangan terpisah.
Tambah Sukayono, dengan konsistensi dan pendampingan yang menyeluruh, SMAN 2 Enrekang berharap bisa menjadi contoh praktik baik bagi sekolah lain di Sulawesi Selatan.
Tablet kecil itu mungkin tak mencolok, tapi di baliknya tersimpan harapan besar bagi generasi muda yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan, Kepala UPT SMAN 2 Enrekang Sukayono, menandaskan. (Hdr)