Peringati Hardiknas, Andi Jaka Harap Pemerintah Berikan Akses Pendidikan ke Semua Anak Indonesia

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Tanggal 2 Mei merupakan hari memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Dimana dunia pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan. Sebab, masih banyak anak Indonesia yang belum mendapatkan akses pendidikan/tidak bersekolah dikarenakan masalah ekonomi.

Padahal pendidikan adalah hak bagi setiap orang. Negara kita Indonesia pun menjamin atas kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak. Sejatinya, pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Penetapan 2 Mei sebagai hari Hardiknas merupakan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 adalah untuk mengenang dan menghormati jasa Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pelopor pendidikan di Indonesia, yang dianggap sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Ki Hadjar Dewantara berjuang keras untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak pribumi. Ki Hajar Dewantara mendirikan lembaga pendidikan "Taman Siswa" sebagai bentuk perjuangan melalui pendidikan dan kebudayaan.

" Ini seolah bertolak belakang dengan semangat dan tujuan Bapak Ki Hajar Dewantara. Masih banyak anak-anak di Indonesia belum dapat mengeyam pendidikan karena faktor finansial ekonomi orang tua mereka," ujar pemerhati pendidikan, Andi Jaka Malageni, SH, Jum'at (02/05/2025).

Menurut Jeje (sapaaan akrabnya) makna Hardiknas menjadi momen untuk merenungkan pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa. "Maka dari itu, tugas pemerintah memberikan akses pendidikan kepada semua anak tanpa membeda-bedakan untuk mengeyam pendidikan. Masih banyak anak Indonesia yang putus sekolah mulai SD, SMP dan SMA," ungkapnya.

Selain anak putus sekolah, Andi Jaka juga menyoroti kepala sekolah. Tanggung jawab kepala sekolah sangat luas dan kompleks, sehingga dibutuhkan kemampuan kepemimpinan, manajemen dan supervisi yang kuat.

Tak hanya itu, kepala sekolah juga harus memiliki kompetensi dalam bidang sosial, kewirausahaan dan etika. " Seharusnya pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan memperhatikan syarat untuk mengangkat seseorang menjadi kepala sekolah, bukan karena kedekatan dan lain sebagainya. Tapi yang berkompeten, mempunyai kemampuan dan kapasitas untuk memajukan dunia pendidikan khususnya di Sulawesi Selatan," tegasnya.

Baca juga :  Wakapolri Komjen Agus Andrianto Turut Sambut Kepulangan Presiden RI dari KTT G20 India

Diakhir keterangannya, Andi Jaka Malageni berharap momen peringatan Hardiknas tahun ini dijadikan refleksi untuk proses evaluasi mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan, serta merencanakan perbaikan untuk masa depan yang lebih baik.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Direktur LBH Tana Luwu Minta Kapolda Sulsel Bertindak: Tangkap Kelompok Kriminal Bermotor Yang Mengancam Mahasiswa di Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Tana Luwu, Hasmin Suleman, SH, MH, secara tegas mendesak Kapolda...

Muliawan Adyakza Makmur, Menyatukan Pemuda Palopo, Merawat Harapan Kota

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Di sebuah kota pesisir Sulawesi Selatan yang perlahan bergeliat menjawab tantangan zaman, muncul sosok muda...

Nuryadin, Calon Ketua KNPI Palopo Ajak Pemuda Berkontribusi Pada Pembangunan Di Daerahnya

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Pemuda dituntut mampu menjawab setiap tantangan yang ada, khususnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai generasi...

Adakan Rapat Perdana, Ini Penegasan Ketua PGRI Sinjai

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sinjai Kepengurusan periode 2025–2030 menggelar Rapat Kerja perdana di...