PEDOMAN RAKYAT - MAKASSAR. Masa purnabakti seharusnya menjadi babak baru dalam hidup yang penuh dengan penghargaan dan kenangan indah setelah bertahun-tahun mengabdi dalam karir. Namun, realitasnya tidak selalu seperti itu. Banyak dari mereka yang diharapkan dapat menikmati masa pensiun dengan tenang, malah harus menghabiskan waktu di rumah sakit karena sakit atau di balik jeruji besi karena kasus korupsi yang menjerat.
Bayang-Bayang yang Mengancam
Kasus korupsi yang melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah menjadi sorotan publik dalam beberapa tahun terakhir. Banyak dari mereka yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat, malah terjebak dalam praktik korupsi yang merusak citra dan integritas institusi.
Tindakan korupsi tidak hanya berdampak pada kerugian negara, tetapi juga pada reputasi dan masa depan individu yang terlibat. Banyak ASN atau PNS yang sukses dalam karirnya, namun berakhir dengan kegagalan moral dan hukum, harus menghabiskan masa purnabakti mereka di penjara.
Untuk mencegah kasus korupsi yang melibatkan ASN atau PNS, perlu dibangun budaya anti-korupsi yang kuat dalam institusi pemerintahan. Dengan demikian, diharapkan ASN atau PNS dapat menjalankan tugasnya dengan integritas dan profesionalisme, sehingga masa purnabakti mereka dapat dinikmati dengan bahagia dan tanpa cela.
Masa purnabakti yang seharusnya dinikmati dengan bahagia dan santai, menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya integritas dan akuntabilitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. ASN atau PNS harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjalankan tugasnya dengan jujur dan transparan.
Refleksi dan Penghargaan
Masa purnabakti juga merupakan waktu untuk merefleksikan pengalaman dan kontribusi yang telah diberikan selama masa kerja. Banyak orang merasa bangga dengan pencapaian mereka dan berharap dapat terus memberikan dampak positif dalam komunitas atau bidang yang mereka geluti.
Kesempatan Mengejar Minat
Dengan lebih banyak waktu luang, masa purnabakti memberikan kesempatan untuk mengejar hobi atau minat yang mungkin tidak sempat dilakukan sebelumnya. Banyak orang menggunakan waktu ini untuk belajar hal baru, bepergian, atau terlibat dalam kegiatan sukarela.
Menjaga Kesehatan
Penting untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan hidup selama masa purnabakti. Aktivitas fisik, interaksi sosial, dan kegiatan yang memberikan kepuasan pribadi dapat membantu menjaga kesejahteraan mental dan fisik.
Masa purnabakti bukan akhir dari produktivitas, melainkan babak baru yang penuh peluang. Dengan perencanaan yang baik dan semangat positif, masa ini dapat menjadi waktu yang memuaskan dan bermanfaat.
Hal Lumrah
Beberapa bulan lalu, tepatnya Jumat, 10/01/2025 telah dilakukan Wisuda Masa Purnabakti dilingkungan peradilan di Kota Makassar.
Ketua Pengadilan Tinggi Makassar, Dr.H.Zainuddin,SH.,M.Hum memimpin langsung prosesi wisuda purnabakti Hj.Hanizah Ibrahim Mallombasang,S.H.,M.H dan H.Makkasau, SH.,M.H. keduanya adalah Hakim Tinggi di Pengadilan Tinggi di Makassar.
Dr.H.Zainuddin dalam sambutannya mengatakan, adanya purnabakti pertanda berputarnya roda organisasi. Ini siklus yang wajar, tidak ada yang abadi. Semua sementara.
Purnabakti adalah hal yang lumrah dan semua akan merasakannya. Memasuki masa purnabakti adalah penanda paripurnanya tugas seorang hakim.
"Pelaksanaan wisuda purnabakti seorang hakim patut disyukuri, karena tidak semua orang bisa melaluinya. Bisa saja sakit atau telah menghadap sang Khalik," ujar Zainuddin. ( ab )