Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Iqbal Nadjamuddin, menyebut keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi lintas lini, mulai dari operator sekolah hingga admin dinas.
“Ini kerja bersama. Bukan hanya pencapaian instansi, tapi sistem yang dibangun dari bawah hingga atas,” ujarnya.
Salah satu capaian yang menjadi sorotan adalah keberhasilan Sulsel menekan residu data pendidikan hingga tingkat terendah nasional.
Residu data mengacu pada ketidaksesuaian atau kesalahan informasi dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), seperti data siswa, orang tua, dan alamat.
Andi Rafiuddin, operator SMAN 7 Maros mengatakan, capaian ini adalah hasil kerja kolektif para operator sekolah, cabang dinas, dan Dinas Pendidikan provinsi.
“Kalau ada data error, admin langsung hubungi sekolah untuk perbaikan. Kami juga berkoordinasi dengan Disdukcapil untuk memastikan keabsahan data siswa,” tuturnya.
Data tersebut, kata dia, diperiksa melalui aplikasi Verval Peserta Didik dan menjadi salah satu tolok ukur utama Kemendikbudristek dalam menilai kualitas pendataan di daerah.
Dengan penghargaan ini, Sulsel bukan hanya menunjukkan komitmen dalam peningkatan mutu pendidikan, tapi juga membuktikan, tata kelola data yang baik menjadi pondasi utama menuju sistem pendidikan yang inklusif dan terintegrasi, operator SMAN 7 Andi Rafiuddin menandaskan. (Hdr)