Tak hanya aktif di ranah organisasi, almarhum juga kerap turun langsung dalam kegiatan sosial dan advokasi publik.
Ia vokal menyuarakan pentingnya reformasi sistem peradilan, transparansi lembaga hukum, hingga pemberantasan korupsi yang kerap mandek di meja kekuasaan.
“Semangatnya untuk hukum yang bersih dan berkeadilan sangat terasa. Kami kehilangan mitra seperjuangan,” kata Farid.
Farid menilai kepergian Syamsuddin menjadi pengingat, perjuangan menegakkan hukum yang adil dan bebas dari intervensi harus terus dilanjutkan. Terlebih bagi para advokat muda yang kini menjadi tulang punggung regenerasi dalam dunia advokasi.
Secara kelembagaan, PUKAT Sulsel menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga besar almarhum, rekan-rekan di DPD KAI Sulsel, dan seluruh insan hukum yang selama ini bersama-sama dalam perjuangan.
“Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik bagi beliau dan menguatkan keluarga yang ditinggalkan,” kata Farid.
Semangat Dr. Syamsuddin Nur, tutur Farid, akan tetap menjadi suluh di tengah gelapnya lorong hukum yang kerap tak berpihak.
“Kami berjanji akan melanjutkan perjuangan beliau, demi cita-cita hukum yang bersih, adil, dan berpihak pada rakyat,” Direktur Pukat Sulsel, Farid Mamma, menandaskan. (Hdr)