PEDOMANRAKYAT, ENREKANG – Di tengah gemuruh dinamika remaja sekolah menengah, sekelompok siswa di Kabupaten Enrekang menyalakan lilin kecil perlawanan terhadap perundungan.
Bertajuk Jaga Teman, sebuah gerakan sosialisasi digagas Duta Anak Indonesia Kabupaten Enrekang pada Sabtu, 31 Mei 2025, sebagai upaya konkret menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan manusiawi.
Diselenggarakan secara terbatas di UPT SMA Negeri 2 Enrekang, kegiatan ini dipandu oleh Nauraqu, siswa Kelas X.7 yang dikenal aktif dan berprestasi.
Mengusung semangat “dari siswa, oleh siswa, untuk siswa”, acara ini menjadi titik awal perjuangan senyap melawan praktik-praktik perundungan yang kerap tersembunyi di balik dinding kelas dan ruang maya.
"Perundungan bukan sekadar candaan berlebihan. Ia bisa membekas lama dan merusak rasa aman di sekolah," ujar Muhammad Irfan Mubarak, siswa Kelas XI.7 yang didapuk sebagai pemateri utama.
Dalam sesi diskusi interaktif, Irfan membagikan strategi pencegahan serta pentingnya membangun budaya saling menghargai antar siswa.
Gerakan ini tidak langsung menyasar seluruh siswa. Sebagai langkah awal, Duta Anak memilih pendekatan terbatas, hanya pengurus internal yang mengikuti sosialisasi perdana. "Kami ingin menciptakan kader perubahan terlebih dahulu. Mereka yang akan menularkan semangat ini ke seluruh teman-temannya," kata Nauraqu.
Tahap lanjutan telah dirancang. Dalam beberapa pekan mendatang, seluruh siswa SMA Negeri 2 Enrekang akan dilibatkan dalam sesi edukatif lanjutan.
Pihak sekolah mendukung penuh agenda ini dan tengah menyiapkan kerangka kerja kolaboratif antara guru, siswa, dan orang tua.
Inisiatif Jaga Teman tak hanya menjadi ajakan untuk saling menjaga. Ia merupakan alarm lembut, lingkungan sekolah yang sehat tak lahir dari aturan semata, tetapi dari kesadaran kolektif untuk saling peduli.
“Kalau kita bisa jadi teman yang menjaga, maka kita juga bisa jadi teman yang menyelamatkan,” kata Irfan.
Gerakan ini pun mulai menarik perhatian sekolah-sekolah lain di wilayah Enrekang. Harapannya, program serupa bisa menjadi virus kebaikan yang menyebar cepat menyentuh hati, menumbuhkan empati, dan menggugah rasa tanggung jawab antar sesama pelajar. (Hdr)