Keringat, koreksi, pengulangan. Semua itu mereka lalui demi satu momen, yaitu saat Merah Putih mengangkasa, meski langit hari ini tak cerah.
“Cuaca bukan alasan untuk mundur. Ini tugas mulia,” ujar Sukayono, pelatih sekaligus pembina tim, seusai upacara.
Ia menyaksikan sendiri bagaimana tim binaannya melampaui ekspektasi, bukan hanya dalam gerakan, tetapi dalam semangat.
Ungkap Sukayono yang juga selaku Kepala UPT SMAN 2 Enrekang, Paskibraka memang bukan panggung glamor. Namun, dari disiplin dan keberanian mereka, lahirlah simbol persatuan.
“Sebuah pesan senyap, generasi muda masih memegang erat nilai-nilai kebangsaan, di tengah derasnya arus digitalisasi dan individualisme zaman,” terangnya.
Kisah Tim Paskibraka ini, ungkap Sukayono, bukan semata tentang mengibarkan bendera di bawah gerimis. Ini adalah potret kecil dari ketahanan semangat kebangsaan.
Sebuah napas panjang dari Enrekang yang mengingatkan kita, cinta tanah air tidak selalu berteriak, kadang cukup dengan langkah tegap dan bendera yang berkibar, Sukayono menandaskan. (Hdr)