PEDOMAN RAKYAT – MAKASSAR. Idul Adha tahun ini menjadi momen yang sangat berarti bagi IKB PPSP IKIP UP. Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di halaman Masjid Alumni PPSP IKIP UP Gontang Makassar, Sabtu, 07/06/2025, menjadi bukti nyata semangat ketaatan dan kepedulian sosial yang kuat di kalangan alumni. Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, proses penyembelihan hewan kurban berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan syariat Islam.
Idul Adha 2025 M atau 1446 H ini, ada 11 ekor sapi dan 1 ekor domba. Sapi-sapi tersebut berasal dari, 2 ekor dari Ketum IKB PPSP IKIP UP, Prof. Harris Arthur Hedar, 7 dari Alumni IKB PPSP IKIP UP, 2 sapi dari warga dan 1 ekor domba dari Merry.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang untuk menjalankan ibadah kurban, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat tali silaturahmi dan kepedulian sosial di kalangan alumni. Daging kurban yang dihasilkan kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar dan pihak-pihak yang membutuhkan, sebagai bentuk kepedulian dan berbagi kebahagiaan di hari raya Idul Adha.
Prof. Harris Arthur Hedar, Ketua Umum IKB PPSP IKIP Ujung Pandang mengatakan, berkurban memiliki banyak manfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat. Secara spritual, berkurban akan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, menjadi sarana syiar islam, wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah, menghapus dosa, dan bekal di akherat.
“Selain itu, berkurban juga memiliki manfaat secara sosial, diantaranya dapat menumbuhkan rasa kepedulian, mempererat tali persaudaraan, membantu kaum dhuafa, menyucikan harta, dan memberdayakan usaha ternak terutama bagi masyarakat yang memiliki hewan ternak,” ujar Harris Arthur Hedar.
Sementara itu, Waris Ardhy, Sekjen IKB PPSP IKIP UP kepada PR. Co.id mengatakan, setiap kali Idul Adha datang, kita kembali melakukan penyembelihan hewan kurban. Umat Muslim menyembelih kambing atau sapi sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan simbol pengorbanan, sebagaimana yang dicontohkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika hendak menyembelih putranya, Ismail, demi menjalankan perintah dari Tuhan.
” Berkurban bukan hanya sekedar menyembelih hewan. Tapi, lebih dari itu, berkurban adalah ibadah spiritual yang sarat makna batin, tentang bagaimana manusia menyembelih “sifat-sifat hewani” dalam dirinya sendiri,” tutup Waris
Helmy Wahid angkatan 88 ikut berbagi rejeki kepada anak-anak yang hadir pada saat pembagian daging kurban. Aksi spontan ini merupakan bentuk kepedulian dan kebaikan yang patut diapresiasi. Dengan memberikan rejeki kepada anak-anak, Helmy Wahid menunjukkan bahwa kepedulian dan kebaikan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk dalam momen-momen seperti pembagian daging kurban.
