Rumah Diskusi itu Bernama KDB

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Teman-teman seangkatan yang sering belajar bersama sebut, antara lain, Guntur Hamzah (sekarang Hakim Mahkamah Konstitusi), Idris Faizal Kadir (alm), Kifliansyah Elgontori (alm), Andi Tadampali (lebih populer dengan nama Andi Mangara), Andi Pola, Srie Dewi, Yenni Saleh, dan Jamhur (saat ini menetap di Jakarta, dan berkarier sebagai konsultan tambang).

Masih ada lagi nama-nama lain, seperti Alfatah, Haris Datjing, Kalli, Darma, Oyo Mokalu, Yayat, Hamsir, Setia Darma, Waty Russeng dan lain-lain. Kami semua sering berkumpul di Mess Kejaksaan yang terletak di Jakan Bulukunyi. Mess ini tempat sahabat kami, Kalli tinggal.

Dari sering berkumpul dan belajar di malam hari, akhirnya muncul keinginan untuk membentuk kelompok belajar. Sempat muncul dinamika di antara kami: pro dan kontra.

Mengapa mesti membentuk kelompok belajar, dan seperti apa bentuknya. Namun setelah melewati berbagai diskusi, teman-teman yang sering belajar di Mess Kejaksaan, kemudian sepakat membentuk kelompok belajar. Hanya saja, bukan sekadar belajar, melainkan berdiksi.

Makanya kami menamakan kelompok itu dengan nama KDB, kepanjangan dari Kelompok Diskusi Bulukunyi. Sesuai tempat mangkal kami, di Jalan Bulukunyi.

Mengapa kelompok diskusi? Ya karena diskusi memiliki makna yang lebih luas. Melalui kelompok diskusi itu, kami bertemu, bertukar pikiran, membahas suatu masalah dari sudut pandang kami masing-masing.

Menurut kesepakatan kami, kala itu, bahwa sebagai anak hukum, kami boleh berdiskusi dan mendiskusikan apa saja. Malah lebih bagus mencoba menelaah semua persoalan, dengan begitu wawasan bertambah, kemampuan analisis terasah.

Mengapa KDB Unhas, bukan hukum? Itu karena kami semua sepakat bahwa KDB akan menjadi tempat berkumpul semua mahasiswa Unhas. Di KDB kami berkumpul, berdiskusi, beradu argumentasi dan gagasan untuk melahirkan ide-ide besar. KDB menjadi “Rumah Diskusi” bagi kami.

Baca juga :  Mengenang L.E. Manuhua : ‘Motret’ Kiri-Kanan, Lolos dari Tangkapan Polisi

Kini, setelah empat dekade, saya mencoba mengenang kembali tempat itu, masa-masa itu. Bulukunyi memiliki makna kesejarahan bahwa ada segelintir mahasiswa yang sering berkumpul dan berdiskusi tentang apa saja di sana. (*)

Makassar, 14 Mei 2025

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Siswa SMAN 24 dan 25 Makassar Jalani MPLS Bersama di Tengah Masa Transisi

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Puluhan siswa baru dari SMAN 24 dan SMAN 25 Makassar memulai tahun ajaran baru mereka...

SatLantas Polres Soppeng Gelar Police Goes To School

PEDOMANRAKYAT,SOPPENG - Dalam rangka Operasi Patuh Pallawa Tahun 2025 , Satuan Lalulintas Polres Soppeng menggelar Police Goes To...

Pemkab Soppeng Bagikan Gratis 5.043 Paket Seragam Sekolah  

PEDOMANRAYAT,SOPPENG - Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, Pemerintah Kabupaten Soppeng langsung membagikan pakaian seragam sekolah gratis sebanyak 5.043...

Tiga Siswi SMPN 1 Watansoppeng Finalis OSN Sulsel Tahun 2025

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG – Setelah siswa (wi) SMP Negeri 1 Watansoppeng berhasil merajai hampir semua nomor pada Festival Lomba...