PEDOMANRAKYAT - Atlet bola voli nasional asal Bandung, Yolla Yuliana, resmi mengundurkan diri dari skuad tim nasional voli putri Indonesia. Keputusan tersebut disampaikan melalui surat yang telah diterima oleh Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) pada Selasa, 17 Juni 2025, usai berakhirnya ajang AVC Women's Volleyball Nations Cup 2025.
PBVSI mengonfirmasi pengunduran diri Yolla lewat unggahan resmi di akun Instagram mereka. “Terima kasih atas semangat dan dedikasimu selama ini. Namamu akan terus tercatat dalam sejarah voli Indonesia,” tulis federasi dalam pernyataan singkatnya.
Akhiri Perjalanan 14 Tahun Bersama Timnas
Yolla Yuliana telah menjadi bagian penting dalam tim nasional selama lebih dari satu dekade. Kiprahnya bersama Merah Putih dimulai 14 tahun lalu, dan AVC Nations Cup 2025 yang digelar di Vietnam menjadi penampilan terakhirnya di ajang internasional.
Dalam turnamen yang berlangsung pada 4–8 Juni 2025 tersebut, Yolla tak hanya berperan sebagai kapten tim, tetapi juga tampil fleksibel di dua posisi berbeda: middle blocker yang merupakan posisi aslinya, serta opposite hitter sesuai kebutuhan strategi tim.
Fokus ke Karier Profesional di Liga Domestik dan Luar Negeri
Meskipun menyatakan mundur dari tim nasional, Yolla menegaskan bahwa dirinya belum akan sepenuhnya meninggalkan dunia voli. Ia tetap akan aktif dalam kompetisi tingkat klub, termasuk di pentas Proliga dan Livoli yang menjadi liga utama bola voli Indonesia.
“Saya tetap akan bermain di Proliga dan Livoli. Hanya saja saya sudah tidak lagi bermain untuk timnas Indonesia,” ujar Yolla melalui pernyataan resminya.
Sepanjang tahun 2025, Yolla diketahui membela dua klub berbeda. Pada awal tahun, ia bermain di divisi dua Liga Voli Jepang bersama Tokyo Sunbeams. Setelah itu, ia memperkuat Jakarta Popsivo Polwan di babak final four Proliga 2025, dan sukses membawa tim tersebut meraih posisi runner-up.
Pengunduran diri Yolla Yuliana menandai akhir dari era salah satu pemain senior di skuad timnas voli putri. Sosoknya yang dikenal berpengalaman dan tenang di lapangan diharapkan dapat digantikan oleh regenerasi pemain muda yang kini mulai mencuri perhatian, termasuk di kompetisi domestik seperti Proliga dan Livoli.
PBVSI pun diyakini akan memaksimalkan agenda pembinaan untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan pemain-pemain senior, sembari tetap mempertahankan daya saing Indonesia di tingkat Asia.(*)