Hari Asyura juga memiliki nilai sejarah penting. Pada hari itu, Nabi Musa AS dan Bani Israil diselamatkan dari kejaran Fir’aun. Sebagai bentuk rasa syukur, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa.
“Aku berharap kepada Allah agar puasa pada hari Asyura menghapus dosa setahun yang lalu,” katanya, mengutip hadis Muslim.
Hasan Basri juga menyarankan agar umat Muslim menunaikan puasa di tanggal 9 atau 11 Muharram untuk membedakan diri dari kaum Yahudi yang juga berpuasa di Hari Asyura.
Lebih lanjut, ia mengajak umat Islam untuk menjadikan bulan Muharram sebagai momentum muhasabah dan hijrah spiritual.
“Awal tahun Hijriyah bukan sekadar pergantian kalender, tapi saatnya mengevaluasi diri dan memperbarui niat,” ucapnya.
“Bulan ini adalah momen untuk menata ulang hidup dalam kerangka iman dan memperbaiki kualitas ibadah,” sambungnya.
Menutup penjelasannya, Hasan Basri mengajak masyarakat memanfaatkan awal tahun Hijriyah sebagai permulaan perubahan ke arah yang lebih baik.
“Muharram bukan sekadar awal tahun, tapi awal perubahan. Mari jadikan bulan ini penuh keberkahan dengan memperbanyak ibadah, puasa sunnah, dan amal kebaikan,” pungkasnya. (Deden)