Selain Hasan Sijaya dan Andi Irawan Bintanh, hadir siang itu, antara lain Muh Rusli, Syamsuddin, Asri, Nasruddin, Marhabang, Dinar, dan Syamsir Alam.
Mereka berbagi cerita awal mula pembangunan Masjid Ashabul Jannah. Tadinya, berupa lahan kosong. Namun dilandasi niat, optimisme, dan tekad yang kuat, akhirnya bisa terwujud.
Peletakkan batu pertamanya, dilakukan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, Liestiaty F Nurdin, pada 18 November 2018.
Kegiatan Jumat Berkah ini menunjukkan bahwa kebaikan dan kepedulian dapat dilakukan tanpa harus menunggu seminar atau acara formal. Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa kebersamaan dan kekeluargaan dapat dibangun melalui kegiatan sosial seperti Jumat Berkah.
Jumat Berkah ini juga, menurutnya, jadi ruang bagi mereka mempererat tali silaturahmi, hangat akrab dalam suasana kebersamaan dan kekeluargaan.
Jamaah Masjid Ashabul Jannah ini sangat beragam. Terlihat sejumlah pegawai Balai Bahasa, yang memang kantornya tak jauh dari situ. Juga pegawai dan karyawan swasta serta mahasiswa, yang terlihat dari pakaian dan tulisan pada bajunya.
Selain orang dewasa, banyak pula jamaah masjid dari kalangan anak-anak yang datang bersama temannya ke masjid. Dua bersaudara, Syahrul dan Fatur, yang tinggal di Lorong 3A Jalan Sultan Alauddin, mengaku rutin sholat di Masjid Ashabul Jannah.
Demikian pula Airasaya fatur sayfar, siswa Madrasah Ibtidaiyaj DDI Darul Ihsan, sudah beberapa Jumat sholat di Masjid Ashabul Jannah. ( ab )