“Komando tertinggi tentu Presiden, namun secara teknis semua instruksi berasal dari Bapanas,” tambahnya.
Meski distribusi SPHP belum berjalan, Bulog Wajo tetap melakukan intervensi pasar melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Dalam kegiatan ini, Bulog menjual beras dengan harga Rp15.000 per kilogram—harga maksimal untuk kategori beras premium—bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan di berbagai kelurahan dan desa.
“Kami tahu masyarakat sangat menanti SPHP karena harganya hanya Rp 12.000 per kilogram. Tapi tanpa penugasan, kami tidak bisa menyalurkan. Sementara ini, kami bantu lewat GPM,” tutur Firman.
Ia juga menjelaskan bahwa hingga kini belum ada alokasi kuota resmi dari pusat untuk penyaluran SPHP tahun 2025. Dari total 1,5 juta ton yang disiapkan secara nasional, distribusinya akan menyesuaikan kebutuhan masing-masing provinsi dan cabang. (Deden)