Saat ini kata dia, masih menunggu laporan dari petugas POPT yang melakukan pendataan untuk wilayah persawahan yang tergenang air lebih dari tiga hari serta persawahan yang terkena tanah longsor.
“Saat ini petugas kami masih melakukan pengamatan di wilayah yang terkena tanah longsor sehingga terjadi pengikisan. Ini yang kami tunggu laporannya apakah ada yang mengalami puso atau gagal panen,” ucapnya.
Setelah data-data itu lengkap, pihaknya akan melaporkan ke Pemerintah Provinsi Sulsel dan Kementerian Pertanian untuk mendapatkan bantuan sesuai dengan kerugian yang dialami oleh petani.
Sementara untuk saluran irigasi yang mengalami kerusakan akibat tanah longsor terjadi di beberapa titik di Kecamatan Sinjai Barat dan Kecamatan Tellulimpoe.
Kamaruddin mengklaim dampak banjir dan tanah longsor ini tidak berpengaruh terhadap hasil produksi. Sebab, kata dia, waktu panen diperkirakan pada akhir Bulan Juli ini hingga Agustus 2025 dengan luas tanam sekitar 15 ribu hektar. (AaN)