Sementara itu, Pendiri Yayasan Zam Zam Al-Ikhlas H.Husain Saide mengakui, meski dirinya bukan berasal dari Kabupaten Barru, namun setidaknya ada tiga alasan membangun Sekolah Islam Terpadu tersebut. Pertama Qadarullah—ketetapan, atau takdir Allah. Kedua Di sisi lain, ada dua alasan membangun Sekolah Islam Terpadu tersebut. Pertama karean cinta masjid, dan kedua karena cinta kepada Al-Qur’an dan penghafal Al-Qur’an.
Alasan Qadarullah menurut H.Husain Saide, makanya, Allah menunjuk jalan membangun sekolah Islam terpadu itu di kabupaten yang menjalankan program Presiden Prabowo mensukseskan program swasembada pangan tersebut.
“Berpegang kepada ketiga alasan itulah (Qadarullah,cinta masjid dan Al-Qur’an) inilah, maka kami tergerak hati mendirikan sekolah Islam terpadu ini di kabupaten yang dihuni banyak orang orang baik ini. Karena itu pula, kami mengharapkan seluruh masyarakat Barru trutu berdoa, kiranya tidak ada halangan berarti dalam membangun sekolah ini,” urainya.
Sebelum menutup sambutannya, H.Husain Saide mengemukakan, kehadiran sekolah Islam terpadu di Barru, bukan menyaingi sekolah lainnya, melainkan mengisi kekosongan, sekaligus memberikan kesempatan belajar kepada masyarakat.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Yayasan Zam Zam, Dr.HM.Ashar Tamanggong menambahkan, niatan baik H.Husain Saide mendirikan sekolah Islam di kabupaten Barru diharapkan menjadi wadah yang ideal bagi anak-anak mendalami ilmu agama, menghafal Al-Qur’an, sekaligus mendapatkan bekal pendidikan formal yang komprehensif.
“Kehadiran sekolah Islam terpadu Zam Zam ini akan sangat membantu dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul, beriman, dan bertakwa, yang akan menjadi aset berharga bukan saja bagi diri sendiri, melainkan daerah, bangsa, dan ummat,” tuturnya.
HM.Ashar Tamanggong yang juga Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar itu menambahkan, dengan dimulainya pembangunan sekolah ini, diharapkan menjadi mercusuar ilmu dan cahaya Al-Qur’an yang menambah hati generasi mendatang.
“Kami berharap dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung melalui doa dan kontribusi demi terwujudnya cita-cita MULIA dari Bapak H.Husain Saide dan Ibu Hj.Nurthayati Lawe ini. Apalagi, sekolah ini diharapkan menjadi pusat pendidikan Al-Qur’an terdepan yang tidak hanya fokus pada hafalan semata, namun juga pada pemahaman, pengamalan, dan penanaman akhlak MULIA sesuai ajaran Al-Qur’an dan Sunnah,” tutup ATM-sapaan akrab doktor lulusan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini. (din pattisahusiwa)