PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Sebuah langkah membanggakan ditorehkan oleh Sanggar Seni Sombere UPT SPF SMP Negeri 3 Makassar, yang terpilih sebagai delegasi budaya Indonesia dalam ajang bergengsi International Folklore Festival Cultural Soft Power Supporting 2025 di Thailand. Festival ini berlangsung dari 21 hingga 31 Juli 2025, diikuti oleh berbagai negara sebagai perwujudan harmoni budaya dunia.
Sebanyak 10 siswa terpilih untuk membawa misi seni dan diplomasi budaya, di bawah bimbingan para tokoh pendidik dan seniman inspiratif yakni St. Maisuri Alwany, S.Pd, MM dan Fatahuddin, SE selaku pembina, Ilham Haruna, S.Pd, M.Sn sebagai pelatih, serta Andi Ilham Pradana Sommeng, SE sebagai tim artistik. Mereka turut didampingi oleh orang tua yang memberikan dukungan penuh terhadap perjalanan bersejarah ini.
"Festival ini bukan sekadar pertunjukan seni. Ini adalah bentuk nyata diplomasi budaya, di mana Indonesia menunjukkan jati dirinya sebagai negara yang kaya akan nilai, tradisi, dan harmoni," ujar St. Maisuri Alwany dengan penuh semangat, Senin (21/7/2024).
Mengusung ragam tarian, musik, dan kostum tradisional khas Sulawesi Selatan, para siswa tampil tidak hanya sebagai seniman muda, tetapi juga sebagai duta budaya bangsa. Dengan penuh percaya diri dan kebanggaan, mereka mempersembahkan pertunjukan yang mencerminkan nilai-nilai kebhinekaan dan semangat Indonesia sebagai bangsa yang multikultural, damai, kreatif, dan terbuka.
Kehadiran mereka di panggung internasional membuktikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dan penjaga warisan budaya.
“Melalui festival ini, kami ingin membangun jembatan persahabatan antarbangsa, memperkuat identitas nasional, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air sejak dini,” tambahnya.
Festival ini membuka ruang dialog antarbudaya yang hangat dan penuh semangat kolaboratif. Lebih dari itu, Sanggar Seni Sombere berhasil menghadirkan inspirasi tentang bagaimana budaya lokal dapat menjadi kekuatan global.
Keikutsertaan ini juga menjadi momentum penting untuk melestarikan dan menghidupkan kembali warisan budaya tradisional, memberi apresiasi dan ruang bagi sanggar seni daerah untuk bersinar di panggung dunia.
“Kami ingin generasi muda bangga menjadi bagian dari budaya Indonesia. Karena dari panggung inilah, kita bicara kepada dunia bahwa seni kita hidup, bahwa warisan kita berharga, dan bahwa anak-anak Indonesia mampu menginspirasi dunia,” tutup St. Maisuri.
Partisipasi ini menjadi bukti bahwa dari lorong-lorong sekolah negeri di Makassar, lahir cahaya terang yang mampu menembus batas negara, menjulang tinggi di pentas internasional.(*Rz)