Selain permainan, tambahnya, beberapa siswa yang menunjukkan inisiatif dan semangat kolaboratif juga mendapat apresiasi dari para pemateri. Bentuknya sederhana, uang tunai sebagai simbol motivasi.
Ujar Munawar lagi, yang menarik, kegiatan MPLS kali ini tak hanya dihadiri puluhan siswa dan guru saja. Beberapa orang tua turut hadir, duduk di bagian belakang aula, menyaksikan anak-anak mereka menapaki babak baru dalam dunia pendidikan menengah.
“Keikutsertaan orang tua ini dianggap sebagai langkah positif dalam membangun kedekatan emosional dan dukungan terhadap adaptasi awal siswa,” bebernya.
Setelah MPLS usai, proses pembelajaran untuk sementara akan dilakukan secara daring. Menurut Munawar, sistem online dipilih sembari menunggu kesiapan fasilitas dan pengaturan guru di dua sekolah tersebut.
“Beberapa guru sudah kami kirim untuk mulai mengajar, namun pembelajaran masih dilakukan secara online dulu. Ini langkah awal sebelum nanti masuk ke fase tatap muka penuh,” tukasnya.
Situasi ini mencerminkan dinamika pendidikan di masa kini, jelas Munawar, di mana fleksibilitas menjadi kunci dalam menjawab tantangan logistik dan transisi kebijakan pendidikan.
“Meski digelar dalam suasana adaptasi, semangat siswa dan guru untuk menjalani tahun ajaran baru tetap menyala,” penanggungjawab MPLS SMAN 24 dan 25, Munawar Ahmad, menandaskan. (Hdr)