PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Puluhan siswa baru dari SMAN 24 dan SMAN 25 Makassar memulai tahun ajaran baru mereka dengan mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang digelar secara terpusat di Gedung Guru, Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Senin, 21 Juli 2025.
Dua sekolah negeri yang masih dalam masa transisi itu kini menjalani MPLS secara kolaboratif, dibimbing oleh tim pengajar gabungan.
MPLS tahun ini menjadi istimewa bagi para siswa karena dilaksanakan lintas sekolah. Situasi ini muncul menyusul kebijakan sementara dari Dinas Pendidikan Sulsel yang menggabungkan pelaksanaan kegiatan pengenalan sekolah bagi siswa SMAN 24 dan SMAN 25.
Salah satu yang ditunjuk menjadi penanggung jawab kegiatan adalah Munawar Ahmad, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 21 Makassar.
"Pelaksanaan MPLS ini berlangsung selama tiga hari dan pada prinsipnya sama seperti sekolah lainnya. Bedanya, kami menggabungkan siswa dari dua sekolah karena kebutuhan manajemen dan logistik," kata Munawar di sela-sela kegiatan.
Dengan memadukan dua angkatan dari sekolah berbeda, kata Munawar, suasana Gedung Guru pun menjadi lebih dinamis. Interaksi antarsiswa menjadi fokus utama, sebagaimana disusun dalam materi pembuka.
Ia melanjutkan, para peserta MPLS diajak berpartisipasi dalam sejumlah permainan kelompok yang bertujuan memecah kecanggungan dan membangun semangat kolektif sejak hari pertama.
"Game ini bukan sekadar permainan. Tujuan utamanya adalah menciptakan rasa kebersamaan, melatih komunikasi, dan memperkenalkan nilai-nilai persatuan antarsiswa. Mereka datang dari dua sekolah berbeda, dan hari ini mereka belajar menjadi satu," ujar Munawar, yang dikenal sebagai pengajar senior.
Selain permainan, tambahnya, beberapa siswa yang menunjukkan inisiatif dan semangat kolaboratif juga mendapat apresiasi dari para pemateri. Bentuknya sederhana, uang tunai sebagai simbol motivasi.
Ujar Munawar lagi, yang menarik, kegiatan MPLS kali ini tak hanya dihadiri puluhan siswa dan guru saja. Beberapa orang tua turut hadir, duduk di bagian belakang aula, menyaksikan anak-anak mereka menapaki babak baru dalam dunia pendidikan menengah.
"Keikutsertaan orang tua ini dianggap sebagai langkah positif dalam membangun kedekatan emosional dan dukungan terhadap adaptasi awal siswa," bebernya.
Setelah MPLS usai, proses pembelajaran untuk sementara akan dilakukan secara daring. Menurut Munawar, sistem online dipilih sembari menunggu kesiapan fasilitas dan pengaturan guru di dua sekolah tersebut.
"Beberapa guru sudah kami kirim untuk mulai mengajar, namun pembelajaran masih dilakukan secara online dulu. Ini langkah awal sebelum nanti masuk ke fase tatap muka penuh," tukasnya.
Situasi ini mencerminkan dinamika pendidikan di masa kini, jelas Munawar, di mana fleksibilitas menjadi kunci dalam menjawab tantangan logistik dan transisi kebijakan pendidikan.
"Meski digelar dalam suasana adaptasi, semangat siswa dan guru untuk menjalani tahun ajaran baru tetap menyala," penanggungjawab MPLS SMAN 24 dan 25, Munawar Ahmad, menandaskan. (Hdr)