Dwi menegaskan bahwa tidak ada unsur pemaksaan atau kewajiban dalam sumbangan. Semua dilakukan secara transparan dan terbuka.
“Kami hanya menyusun daftar kebutuhan anak-anak selama proses belajar. Siapa yang mau berpartisipasi, silakan. Kalau tidak, juga tidak masalah,” tambahnya.
Menurutnya tidak ada yang salah jika orang tua siswa berpartisipasi secara sukarela. Ia berharap masyarakat tidak langsung menyimpulkan tanpa mengetahui duduk perkara yang sebenarnya.
“Tolong semangat gotong royong orang tua jangan disalahartikan. Ini bukan pungli, ini bentuk kepedulian. Kami cuma ingin berperan aktif dalam kegiatan belajar anak kami,” tegasnya.(*Rz)