Kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari, dengan berbagai item kegiatan, diantaranya pertunjukan maestro sinrilik A Haeruddin, dialog budaya dan pelatihan bermain sinrilik bagi siswa/siswi.
“Melalui sinrilik, kita bukan hanya mendengar kisah masa lalu, tetapi juga menemukan jati diri kita sebagai orang Sulawesi Selatan. Ini tentang warisan, tentang siapa kita,” ungkap A. Haeruddin dalam keterangan menjelang acara.
Dengan tema “Kappalak Tallumbatua” acara ini menjadi metafora dari kuatnya fondasi budaya yang tetap kokoh di tengah arus modernisasi.
“Mari ramaikan dan saksikan bagaimana sinrilik kembali berlayar, menembus ruang dan zaman,” ajak Haeruddin. (ab/r)