Ruang Bernafas, Architalk & Exhibition 034 Hadirkan Gagasan Masa Depan Menyatu Dengan Alam

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Kegiatan Architalk and Exhibition 034 digelar pada Selasa siang mulai pukul 13.30 WITA bertempat di Bikin-Bikin, Mall Nipah, Jl. Urip Sumoharjo, Makassar., berlangsung sukses. Kegiatan ini menghadirkan ruang dialog arsitektural bertema 'Ruang Bernafas: Sustainable Architecture sebagai Simfoni Alam dan Manusia', sebagai wadah pertemuan antara akademisi, praktisi, dan publik dalam merespons tantangan global melalui pendekatan desain arsitektur yang lebih berkelanjutan.

Acara ini menghadirkan tiga pembicara utama yakni Prof. Dr. Ir. Ar. Naidah Naing, ST, MSi, IAI, IPU dari Universitas Muslim Indonesia, Ketua INKINDO Ir. H. Satriya Madjid, ST, MT, dan Ketua IAI Sulawesi Selatan Ar. Hj. Andi Syahriyunita Syahruddin, ST, MT, IAI. Diskusi ini dipandu oleh Mulyana, mahasiswa Arsitektur Universitas Muslim Indonesia.

Prof. Naidah Naing dalam pemaparannya menyoroti pentingnya 'ruang bernafas' sebagai prinsip utama dalam arsitektur berkelanjutan. Ia mengangkat model rumah mengapung Suku Bugis sebagai contoh nyata bagaimana arsitektur lokal dapat menjadi prototipe masa depan.

"Air menjadi lantai, angin menjadi dinding. Rumah tidak dibatasi dinding, tapi membuka ruang untuk sirkulasi udara alami. Ini adalah bentuk arsitektur yang fleksibel, adaptif terhadap iklim, dan bagian dari jaringan sosial masyarakat pesisir," jelas Prof. Naidah.

Rumah mengapung, menurutnya, memiliki struktur ringan, tahan terhadap pasang surut, dan menggunakan material lokal seperti kayu ulin, bambu, serta atap rumbia. Sistem tambat juga menjadi bagian penting dari keberlanjutan dan keterhubungan rumah ini dengan lingkungan dan komunitas.

Ia menegaskan bahwa konsep ini relevan dengan krisis iklim global, sekaligus menjadi alternatif solusi hunian di wilayah pesisir atau perairan. "Rumah mengapung adalah prototipe masa depan yang menyatukan efisiensi material, sirkulasi udara alami, dan ketahanan sosial-ekologis," ujarnya.

Baca juga :  Perempuan PGRI Sulsel Berbagi Takjil di Anjungan Pantai Losari

Menurutnya, Architalk & Exhibition 034 bukan hanya diskusi teknis, tetapi ajakan reflektif untuk memikirkan kembali arah pembangunan masa depan. Dengan menjadikan alam sebagai mitra dan bukan objek, arsitektur berkelanjutan hadir sebagai simfoni antara manusia dan lingkungan.

"Ketika kita belajar dari rumah mengapung, kita sebenarnya sedang belajar dari alam—tentang adaptasi, efisiensi, dan harmoni," pungkas Prof. Naidah.

Sementara itu, Ketua INKINDO Ir. H. Satriya Madjid, menekankan bahwa arsitektur tidak lagi hanya tentang bentuk, tetapi juga fungsi ekologis dan tanggung jawab lingkungan.

"Mengapa arsitektur harus berkelanjutan? Karena kita tidak bisa terus membangun dengan cara yang merusak lingkungan. Desain harus meminimalisir dampak negatif, menggunakan energi dan air secara efisien, serta mengelola limbah dengan bijak," tegasnya.

Ia menggarisbawahi pentingnya pendekatan desain yang responsif, penggunaan material lokal yang ramah lingkungan, serta integrasi lanskap dan keanekaragaman hayati. Meski tantangan seperti tingginya biaya awal dan regulasi yang belum mendukung masih dihadapi, solusi dapat ditemukan melalui kolaborasi lintas disiplin, penerapan teknologi hijau, dan dukungan regulasi pemerintah.

Ketua IAI Sulsel Ar. Andi Syahriyunita Syahruddin, menyoroti peran strategis IAI dalam meningkatkan kesadaran arsitektur berkelanjutan di kalangan profesional maupun masyarakat.

“IAI memiliki standar, pedoman, dan program edukasi untuk mendorong desain yang ramah lingkungan, mulai dari efisiensi energi hingga pencahayaan alami. Kami juga aktif mengedukasi para arsitek muda agar berpikir tidak hanya estetis, tetapi juga ekologis,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa arsitektur berkelanjutan harus mampu menciptakan ruang yang 'bernafas', yaitu ruang yang memiliki sirkulasi udara baik, pencahayaan optimal, dan keterhubungan dengan ruang terbuka hijau. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Pemkab Lutim Gencarkan Vaksinasi : 95 Hewan Penular Rabies di Pattengko Berhasil Divaksin, Tim Akui Masih Kekurangan Vaksin

PEDOMANRAKYAT, LUWUTIMUR — Tingginya populasi Hewan Penular Rabies ( HPR) di Kabupatenn Luwu Timur membuat Pemerintah Daerah melalui...

Silaturahmi Humanis, Kapolres Gowa Sambangi Acara Pernikahan di Kecamatan Bajeng

PEDOMANRAKYAT, GOWA - Dengan penuh sikap humanis, Kapolres Gowa AKBP Aldy Sulaiman, SIK, M.Si menghadiri pesta pernikahan Angga...

Duka di Jalan Teluk Bayur, Kebakaran Hebat Renggut Nyawa Bocah dan Hanguskan Enam Rumah

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Suasana mencekam menyelimuti kawasan padat penduduk di Jalan Teluk Bayur, RT 05/RW 04, Kelurahan Maccini Sombala,...

Perayaan HUT Ke-78 Gesba Berlangsung Khidmat, Wali Kota Makassar : Semoga Jadi Rumah Doa Bagi Semua yang Percaya Kepada Kristus

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Dihadiri kurang lebih 250 orang anggota jemaatnya dan sejumlah tamu undangan, perayaan peringatan Hari Ulang...