PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Deru percakapan, dentingan keyboard, dan raut wajah serius mewarnai ruang Gedung Guru Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan hari ini.
Puluhan guru dari SMA dan SMK se-Sulawesi Selatan berkumpul, bukan untuk mengajar di kelas, melainkan merancang solusi digital.
Mereka mengikuti Hackathon Guru Merah Putih 2025, ajang adu ide dan kolaborasi teknologi yang digelar Sabtu hingga Minggu, 9–10 Agustus 2025.
Dalam dua hari maraton itu, para pendidik bertransformasi menjadi perancang aplikasi. Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Iqbal Nadjamuddin, mengatakan kegiatan ini bukan sekadar lomba.
“Ini upaya meningkatkan kompetensi digital guru, sekaligus menghasilkan karya nyata yang langsung bisa dimanfaatkan sekolah,” ujarnya kepada pedomanrakyat.co.id, Sabtu, 09 Agustus 2025.
Dari ruang kerja dadakan itu lahirlah dua aplikasi strategis. Pertama, Setor Hafalan Al-Quran Juz 30, platform yang memudahkan guru memantau hafalan siswa.
Aplikasi ini, kata Iqbal, merupakan tindak lanjut arahan Gubernur Sulawesi Selatan untuk menguatkan literasi keagamaan di sekolah.
Kedua, ujar Kadisdik Sulsel, Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Sekolah, sebuah sistem pelaporan dan penanganan kasus kekerasan yang dirancang cepat, terstruktur, dan ramah pengguna.
Anshar Syukur, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, berharap dua aplikasi itu segera diimplementasikan.
“Langkah ini bukan hanya soal teknologi, tapi menciptakan lingkungan belajar yang aman, religius, dan sesuai perkembangan zaman,” katanya.
Muhammad Isbar, guru dari UPT SMAN 13 Bulukumba, yang juga salah satu peserta kegiatan ini mengungkapkan, ia merasakan langsung manfaatnya. Ia menjadi salah satu pengembang aplikasi hafalan Al-Quran.
“Bukan hanya memudahkan setoran, tapi juga meningkatkan disiplin dan motivasi siswa,” katanya.
"Dengan fitur terintegrasi, proses hafalan menjadi lebih terukur dan transparan," Muhammad Isbar, menandaskan. (Hdr)