Aplikasi SIGATA hadir sebagai pusat data akademik yang terintegrasi. Melalui platform ini, guru dapat melakukan presensi digital, memantau persentase kehadiran, mengisi jurnal piket, mengelola absen siswa, menginput nilai sumatif, bahkan mencetak rapor per mata pelajaran langsung dari sistem. Perangkat ajar dan materi pembelajaran juga tersedia di dalamnya, sehingga guru tetap dapat mengajar dengan baik meskipun terjadi pergantian jadwal atau penggantian guru mendadak.
“SIGATA bukan hanya aplikasi presensi, tetapi juga pusat kendali akademik sekolah. Kami ingin memastikan jarak dan keterbatasan tidak menjadi alasan menurunnya mutu pendidikan,” ujar Jamaluddin Tahuddin, yang sekaligus menjadi inisiator SIGATA, saat ditemui di SMPN 38 Pulau Kodingareng, Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, Rabu (13/08/2025).
Sejak diimplementasikan, SIGATA disambut positif oleh para guru dan staf. Pencatatan administrasi menjadi lebih cepat, data tersimpan aman di basis digital, dan kepala sekolah dapat memantau perkembangan akademik secara real time. Guru pun terbebas dari kerepotan membawa tumpukan buku daftar hadir atau daftar nilai.
Inovasi ini diharapkan dapat menjadi role model bagi sekolah-sekolah lain, terutama yang berada di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan infrastruktur. Dengan SIGATA, SMP Negeri 38 Makassar membuktikan bahwa komitmen, kreativitas, dan pemanfaatan teknologi dapat menjadi kunci peningkatan mutu pendidikan, bahkan dari sebuah pulau kecil yang terpencil sekalipun. (*/And)