Academic: menggandeng perguruan tinggi untuk memperkuat riset, inovasi, dan transfer ilmu di bidang obat, makanan, dan bioteknologi.
Business: membuka ruang bagi pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk naik kelas dengan produk yang aman, halal, dan berkualitas.
Government: memperkuat regulasi dan diplomasi internasional, memastikan standar Indonesia selaras dengan praktik global namun tetap berpihak pada rakyat.
Dengan ABG, BPOM bukan hanya regulator, melainkan penggerak ekosistem kesehatan nasional. Apalagi, sektor usaha obat, makanan, kosmetik, dan produk kesehatan lain yang menjadi ruang lingkup pengawasan BPOM tercatat memiliki perputaran ekonomi lebih dari Rp6.000 triliun per tahun.
Farmasi (termasuk obat bahan alami): tumbuh rata-rata 9,8% per tahun, dengan nilai pasar diperkirakan mencapai Rp176,3 triliun pada 2025.
Kosmetik: meningkat 4,73% per tahun, dengan nilai pasar mencapai Rp110,29 triliun pada 2025.
Pangan: menjadi sektor terbesar, dengan pertumbuhan 6,74% per tahun, diproyeksikan bernilai Rp4.388 triliun pada 2025 dan bisa menembus Rp5.499 triliun pada 2029.
Namun di balik angka-angka itu, ada wajah-wajah pekerja di pabrik, petani bahan baku, teknisi laboratorium, hingga sopir truk pengantar barang. Ada 63 ribu pekerja di industri obat, 50 ribu di obat bahan alami, 313 ribu di kosmetik, dan 4,56 juta di pangan olahan jutaan kehidupan yang bertumpu pada keberlangsungan industri ini.
UMKM, Nafas Panjang Ekonomi Rakyat
Bagi Taruna Ikrar, UMKM bukan sekadar pelaku usaha, tapi denyut nadi ekonomi bangsa. Mereka hadir di setiap sudut negeri dari rumah produksi sederhana hingga pabrik skala menengah menyumbang 99% dari seluruh unit usaha di Indonesia.
BPOM mencatat ribuan UMKM telah terdaftar: 1.043 di obat bahan alami, 1.153 di kosmetik, dan hampir 9.800 di pangan olahan. Masing-masing membawa cita rasa, ciri khas, dan potensi untuk menembus pasar global.
Taruna Ikrar menegaskan, keberpihakan BPOM pada UMKM bukan hanya soal regulasi yang memudahkan, tetapi juga soal memberikan ruang hidup yang layak bagi jutaan keluarga. “Ketika UMKM tumbuh, rakyat berdaya. Dan ketika rakyat sehat, bangsa ini kuat,” tegasnya.
Menjulang, Membumi, Mengakar: Visi Indonesia Emas 2045
“Menjulang, Membumi, Mengakar” adalah frasa yang menjadi kompas visi BPOM dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Menjulang: melambangkan ambisi BPOM untuk menjadi lembaga pengawasan obat dan makanan yang berkelas dunia, memiliki reputasi global, dan mampu bersaing di tingkat internasional.
Membumi: menunjukkan bahwa BPOM tetap berpegang teguh pada nilai-nilai lokal, memahami kebutuhan masyarakat Indonesia, dan selalu dekat dengan rakyat.
Mengakar: menekankan pentingnya BPOM memiliki dasar yang kuat, kokoh, dan berlandaskan pada pengetahuan, pengalaman, serta profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Frasa ini menegaskan bahwa BPOM tidak hanya berorientasi pada pencapaian global, tetapi juga tetap berpijak pada akar budaya dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Refleksi Religius: Merdeka untuk Sehat
Momentum setahun kepemimpinan ini sekaligus menjadi cermin betapa kesehatan adalah nikmat terbesar. Kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari ancaman obat palsu, makanan berbahaya, dan zat beracun yang mengintai rakyat.
Kaleidoskop ini menjadi doa kolektif: semoga ikhtiar yang telah dijalani berbuah berkah. Karena dalam setiap langkah pengawasan, ada doa ibu yang ingin anaknya tumbuh sehat, ada harapan ayah yang ingin keluarganya selamat, ada jutaan jiwa yang menitipkan masa depan pada kerja senyap BPOM. (*)