Menurutnya, teknologi sumur resapan dipilih lantaran kemampuannya menurunkan limpasan air hujan, mengurangi genangan, serta menjaga konservasi airtanah.
Selain pembangunan fisik, kata Dr. Zulvyah,cruang lingkup kegiatan juga mencakup survei topografi, identifikasi titik rawan genangan, serta penyuluhan dan pelatihan teknis kepada warga dan pengelola kawasan.
Bagi Walikota Pare-Pare, Tasming Hamid, kolaborasi ini menjadi bagian dari strategi adaptasi iklim di wilayah perkotaan yang kian rentan banjir akibat keterbatasan ruang terbuka dan pertumbuhan permukiman padat.
“Kami berharap program ini bisa menjadi model percontohan yang direplikasi di kawasan lain,” ujar Walikota.
“PNUP menekankan, keberhasilan program tak hanya diukur dari pembangunan fisik, melainkan juga dari peningkatan kesadaran publik terhadap konservasi lingkungan,” tutur Dr. Zulvyah.
Dengan pendekatan partisipatif, sumur resapan di Kebun Raya Jompie diharapkan menjadi laboratorium hidup bagi pengelolaan drainase perkotaan, Ketua Tim Pelaksana, Dr. Zulvyah Faisal, menandaskan. (Hdr)