PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan menetapkan 11 orang sebagai tersangka dalam kasus kerusuhan yang berujung pada pembakaran kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dan DPRD Kota Makassar.
Penetapan itu diumumkan pada Rabu, 3 September 2025, setelah aparat melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap puluhan saksi dan rekaman kamera pengawas di sekitar lokasi kejadian.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Komisaris Besar Didik Supranoto mengatakan tiga orang tersangka terlibat dalam pembakaran kantor DPRD provinsi, sementara delapan lainnya terkait kerusuhan di DPRD Kota Makassar.
“Seluruh tersangka sudah ditahan dan menjalani pemeriksaan intensif,” ujar Didik di Markas Polda Sulsel, Makassar.
Polisi merilis inisial para tersangka, yakni M alias N (36), M.A.S. (20), A.Z. (18), G.S.L. (18), M.S. (23), S.M. (22), R. (19), M.A.A. (22), M.I.S. (17), R. (21), dan Z.M. (22).
Mereka dijerat pasal berlapis, mulai dari pengerusakan bersama-sama sebagaimana diatur Pasal 170 KUHP dengan ancaman 5 tahun 6 bulan penjara, pencurian sesuai Pasal 362 dan 363 KUHP dengan ancaman 5 hingga 7 tahun, hingga pembakaran sebagaimana Pasal 187 KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara atau seumur hidup.
Didik menegaskan, penyidik masih menelusuri kemungkinan adanya pelaku lain. “Proses pengembangan perkara masih berjalan. Kami pastikan semua pihak yang terlibat akan diproses hukum,” katanya.
Kombes Didik melanjutkan, Kasus ini bermula dari unjuk rasa yang berujung ricuh di Makassar pekan lalu. Massa yang awalnya menyampaikan tuntutan beralih melakukan perusakan hingga pembakaran.
"Gedung DPRD provinsi dan kota menjadi sasaran amukan, menimbulkan kerugian miliaran rupiah," Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Didik Supranoto, menandaskan. (Hdr)