PEDOMANRAKYAT, JAKARTA – Produksi beras nasional hingga Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton. Angka ini berhasil melampaui total produksi sepanjang tahun 2024 yang tercatat sebesar 30,62 juta ton, sekaligus menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 12,16 persen dibandingkan periode Januari–Oktober 2024 yang hanya mencapai 27,67 juta ton.
Peningkatan produksi ini ditopang oleh meluasnya areal panen padi yang kini mencapai 10,22 juta hektare, naik 11,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 9,13 juta hektare.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa capaian tersebut merupakan bukti nyata dari keberhasilan strategi optimalisasi lahan yang selama ini dijalankan pemerintah.
“Optimalisasi lahan menjadi kunci sukses peningkatan produksi beras yang signifikan. Dari yang sebelumnya hanya mampu tanam sekali setahun, kini indeks pertanaman padi bisa meningkat menjadi dua hingga tiga kali setahun,” ujar Mentan Amran.
Langkah optimalisasi lahan ditempuh dengan berbagai cara, mulai dari rehabilitasi lahan tidur, pengelolaan irigasi yang lebih efisien, hingga penerapan teknologi pertanian modern.
Dalam penyampaian yang diterima Selasa (2/9/2025), Pemerintah juga mendorong pemanfaatan lahan suboptimal seperti rawa dan lahan kering agar lebih produktif melalui teknik budidaya inovatif, sehingga siklus tanam dapat berlangsung lebih sering dengan hasil yang lebih tinggi.
Selain keberhasilan strategi pengelolaan lahan, kondisi iklim yang lebih bersahabat pada tahun ini turut mendukung produktivitas petani.
Panen raya yang berlangsung serentak di sejumlah wilayah sentra produksi utama seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi semakin memperkuat surplus produksi beras yang dicatat hingga Oktober 2025.