Namun, hingga KM Nggapulu sandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Rabu (3/9/2025) malam, tak ada kabar lagi dari Rizal. Bersangkutan hanya membalas via chatting whatsapp dengan menyampaikan permohonan maaf jika selama pelayaran, pelayanan yang diberikan kurang memuaskan.
Di KM Labobar
Keluhan yang sama kembali diungkapkan sejumlah alumni SMANSA ketika menumpangi kapal laut milik PT Pelni yakni KM Labobar yang bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Senin (8/9/2025) dengan tujuan Makassar. Lagi-lagi masalah kecoak dan binatang kecil terlihat berkeliaran di atas kasur tempat tidur maupun di lantai dek-dek penumpang jadi sorotan mereka.
Cuma saja, jika dibandingkan dengan pelayanan dan tingkat kebersihan di KM Nggapulu, mungkin KM Labobar masih lebih bagus. Ini karena petugas kapal hampir setiap saat turun menyapu dan mengepel lantai-lantai dek dan membersihkan kamar mandi. Tapi sayangnya, petugas hanya menyapu dan mengepel lantai-lantai yang tampak di mata saja. Sementara di kolong-kolong tempat tidur tak tersentuh, padahal disitulah bersembunyi kecoak atau binatang kecil lainnya.
Keluhan soal pelayanan dan kebersihan di kapal-kapal milik PT Pelni, juga datang dari seorang pengusaha yang baru-baru ini menumpangi salah satu kapal milik PT Pelni dengan mengambil tiket kelas 1. Dia berharap menempati kamar dan fasilitas yang memuaskan, tapi kenyataannya harus merasakan kecewa akibat melihat kondisi kamar sangat memprihatinkan. Bahkan menurut penilaiannya, masih lebih bagus kamar di Lapas Kelas 1 Makassar.
“Pimpinan PT Pelni diminta untuk segera melakukan pemeliharaan dan perbaikan terhadap semua unit kapalnya. Juga kepada crew kapal yang tidak mampu memberikan pelayanan yang baik, harus ditindak tegas. Karena jika tidak, itu sama saja dengan melakukan pembiaran terhadap penumpang. Masyarakat membayar untuk menumpangi kapal PT Pelni, sementara fasilitas yang diberikan tidak sesuai dengan yang dibayar,” ucap pengusaha berinisial AP tersebut. (*)