PEDOMANRAKYAT, SERANG – Yayasan Konservasi Satwa dan Lingkungan (KSL) menandatangani kerja sama bertajuk “Cinta Satwa” dengan Pemerintah Kabupaten Serang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Bidang Damkar) serta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Seksi Konservasi Wilayah I Serang. Kolaborasi ini menandai komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus melindungi satwa liar yang hidup di sekitar masyarakat.
Penandatanganan kerja sama berlangsung di sela kegiatan Pelatihan Animal Rescue yang digelar di kantor workshop PT Lautan Organo Water, Kawasan Industri Modern Cikande, pada 10–12 September 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran multi pihak dalam menghadapi tantangan konservasi dan keselamatan satwa di wilayah Serang.
Kepala Damkar Kabupaten Serang, H. Boyatno, M.Si, menegaskan bahwa tugas pemadam kebakaran tidak hanya terbatas pada penanganan kebakaran, melainkan juga mencakup penyelamatan non-kebakaran, termasuk animal rescue. “Damkar perlu bermitra dengan pihak yang memiliki keahlian, seperti Yayasan KSL, agar penanganan satwa liar dapat dilakukan secara aman dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari tokoh konservasi, Dr. Ir. Suyanto Mahdiputra, Ketua Dewan Pembina Yayasan KSL. Menurutnya, kerja sama ini lahir dari komunikasi dan koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, masyarakat, dan komunitas pecinta satwa. “Kesadaran kolektif untuk menjaga alam dan habitat satwa adalah kunci agar generasi mendatang tetap dapat hidup berdampingan dengan lingkungan yang sehat,” ungkap doktor lulusan Inggris tersebut.
Dari sisi industri, Hendri Bong, Maintenance Manager PT Lautan Organo Water, menekankan pentingnya pelatihan ini karena kawasan industrinya kerap menjadi lokasi masuknya ular. “Kami berterima kasih kepada Damkar, Yayasan KSL, dan BBKSDA yang sudah bersinergi sehingga pelatihan berlangsung sukses dan memberi solusi nyata bagi kami,” ujarnya.
Materi pelatihan mencakup pengenalan jenis dan perilaku ular, teknik evakuasi aman, serta prosedur pelepasan satwa ke habitat alaminya. Melalui pengetahuan ini, peserta tidak hanya dibekali keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman bahwa menjaga satwa sama pentingnya dengan menjaga keselamatan manusia.
Acara ditutup dengan atraksi penjinakan ular yang dipandu Fauzi Ridwan atau Mas Endut dari Yayasan KSL. Menurut Direktur Eksekutif Yayasan KSL, Reza Syamsul, pengalaman berinteraksi langsung dengan satwa membuat peserta menyadari bahwa rasa takut bisa berubah menjadi kepedulian. “Pelatihan ini adalah bukti bahwa kolaborasi dan edukasi dapat menciptakan harmoni antara manusia, satwa, dan lingkungan,” tegasnya. (*Rz)