PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Di tengah kontroversi kebijakan pengelolaan pasar dan lemahnya posisi tawar pedagang, sebuah langkah berani ditempuh. Inisiator dan puluhan pedagang pasar dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan berkumpul di Aula Gedung Pemuda Olahraga (GOR) Sudiang, Makassar untuk mendeklarasikan berdirinya Koperasi Asosiasi Pedagang Pasar (APP) Sulsel.
Acara bersejarah ini dipandu oleh tiga inisiator, Jupri, Sahrul, dan Hasyim. Para pedagang yang hadir tidak hanya mendengarkan, tetapi juga aktif menyampaikan gagasan, mengkritisi kebijakan pasar, dan merumuskan arah baru perjuangan ekonomi rakyat.
Dalam rapat resmi, peserta membahas Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), SHU, mekanisme usaha koperasi, hingga strategi menghadapi dominasi pasar modern yang kerap menyingkirkan pedagang kecil.
Puncak acara ditandai dengan pemilihan pengurus. Dengan suara bulat, pedagang mendaulat Rahmadi, SE sebagai Ketua Koperasi APP Sulsel, didampingi Andi Ilham Jaya, ST sebagai Sekretaris, dan Nanna Asnawiah Salim, SE sebagai Bendahara. Masa jabatan kepengurusan ditetapkan selama tiga tahun.
Inisiator Jupri menegaskan bahwa koperasi ini lahir dari keresahan nyata pedagang pasar.
“Selama ini pedagang sering menjadi korban kebijakan yang tidak berpihak. Koperasi APP Sulsel adalah jawaban atas itu semua. Kita ingin berdiri di atas kaki sendiri, bersatu, dan memperjuangkan kesejahteraan bersama,” ujarnya.
Jupri juga menyatakan kesiapannya untuk terus mendukung perkembangan koperasi.
“Saya siap membantu KOPAPP Sulsel untuk pengembangannya. Bahkan, sudah ada beberapa pedagang dari luar wilayah Makassar yang menghubungi saya dan menyatakan minat untuk bergabung di Koperasi Asosiasi Pedagang Pasar Sulsel. Ini pertanda baik bahwa gerakan ini mendapat dukungan luas,” tambahnya.
Sekretaris terpilih Andi Ilham Jaya, ST menegaskan bahwa koperasi ini bukan sekadar organisasi formalitas. “Koperasi APP Sulsel adalah rumah bersama. Kami ingin memastikan koperasi ini benar-benar berpihak pada pedagang, dengan tata kelola yang transparan, mandiri, dan profesional,” tegasnya.
Ia juga menambahkan komitmen terkait kepengurusan yang terbentuk. “Komposisi kepengurusan kami pastikan akan diisi dengan orang-orang yang paham koperasi dan mengerti persoalan pedagang di pasar. Dengan begitu, keputusan dan kebijakan koperasi akan selalu berpijak pada kepentingan anggota,” ujar Ilham.
Sementara itu, Ketua terpilih Rahmadi, SE menekankan pentingnya pengelolaan yang profesional dan berpihak pada anggota. “Amanah ini adalah tanggung jawab besar. Koperasi ini akan kami kelola dengan sebaik-baiknya agar menjadi benteng ekonomi rakyat. Harapan kami, APP Sulsel mampu memperkuat pedagang pasar di tengah kerasnya persaingan,” ujarnya.
Tema rapat pembentukan, “Dengan Semangat Kebersamaan, Kita Wujudkan Koperasi APP Sulsel Sebagai Wadah Kesejahteraan Pedagang Pasar,” ini menjadi penegas bahwa koperasi ini tidak sekadar wadah administratif, tetapi gerakan kolektif pedagang.
Kehadiran Koperasi APP Sulsel di tengah kontroversi justru menunjukkan bahwa pedagang pasar tidak tinggal diam. Mereka memilih bersatu, membangun sistem ekonomi mandiri, dan menegaskan bahwa pedagang adalah subjek utama pembangunan ekonomi, bukan sekadar objek kebijakan.
Kini, tantangan sebenarnya menanti, apakah koperasi ini mampu mewujudkan cita-cita besar para pedagang pasar Sulawesi Selatan, atau justru terjebak dalam kepentingan sempit seperti organisasi sebelumnya? (Restu)