Jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Raya Pendidikan, Kompleks UNM Blok G1/3, Gunungsari Baru, Makassar. Suasana duka tampak menyelimuti keluarga, kerabat, sahabat, serta sejumlah tokoh yang hadir untuk menyampaikan doa dan penghormatan terakhir. Rencananya, prosesi pemakaman akan dilaksanakan pada Rabu, 17 September 2025 setelah salat Dzuhur di Pekuburan Keluarga Besar Parawansa, Desa Cilallang, Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar.
Almarhum meninggalkan seorang istri tercinta, Hj. Yuliana Parawansa, Kr. Nginna, empat anak beserta menantu, delapan cucu, serta empat cicit. Nama-nama mereka turut disebut dalam pengumuman resmi keluarga sebagai bentuk penghormatan sekaligus wujud cinta kasih kepada almarhum.
Keluarga besar Parawansa menyampaikan terima kasih atas perhatian, doa, serta dukungan dari sahabat, kolega, dan masyarakat luas. “Kami memohon doa agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, diampuni segala dosa dan kesalahannya, serta diterima segala amal ibadahnya,” demikian ungkapan keluarga yang berduka.
Kepergian Prof. Paturungi Parawansa tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga, namun juga menjadi kehilangan besar bagi dunia pendidikan dan politik Sulawesi Selatan. Banyak pihak menilai, almarhum merupakan tokoh yang meletakkan dasar penting bagi perkembangan Universitas Negeri Makassar (UNM) saat menjabat sebagai rektor, sekaligus sosok negarawan yang setia mengabdi kepada bangsa melalui jalur legislatif.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Selamat jalan Prof. Dr. H. Paturungi Parawansa. Semoga Allah SWT melapangkan kuburmu, melipatgandakan pahala amal jariyahmu, dan menempatkanmu di surga-Nya yang terbaik. ( ab )

