Setelah sambutan, doa bersama dipanjatkan sebagai ungkapan rasa syukur atas kesehatan, rezeki, dan kesempatan yang masih dianugerahkan Allah SWT kepada IAS hingga usianya kini memasuki enam dekade.
Puncak acara ditandai dengan prosesi pemotongan kue ulang tahun. Suasana pun pecah oleh tepuk tangan meriah para undangan. Tawa, canda, serta keakraban semakin terasa saat IAS mendapat suapan kue dari istri tercinta, sebuah simbol cinta dan kebersamaan yang senantiasa ia jaga.
Bagi banyak orang, IAS bukan sekadar figur publik yang pernah memimpin Makassar selama dua periode. Ia adalah sahabat, mentor, sekaligus panutan yang tetap hangat dan rendah hati di tengah masyarakat. Tidak heran, doa-doa terbaik pun terus mengalir sepanjang malam, berharap IAS senantiasa diberikan kesehatan, umur panjang, serta kekuatan untuk terus berkarya.
Ulang tahun ke-60 ini bukan hanya perayaan usia, melainkan juga momen refleksi dan pengingat bahwa perjalanan hidup adalah tentang bagaimana mengisi setiap detik dengan makna. ( Ardhy M. Basir )