PEDOMANRAKYAT, BULUKUMBA - Forum diskusi Tutur Kata kembali digelar, kali ini mengangkat tema “Peran Literasi dalam Sekolah Alternatif.” Meski mengalami pergeseran waktu dari sore ke malam, substansi perbincangan tetap padat. Dimulai pukul 20.00 WITA hingga 21.00 WITA, diskusi yang berlangsung selama satu jam ini menghadirkan Kak Foggy, penulis sekaligus penggiat literasi yang berada di Kota Bandung. Menekankan bahwa literasi bukan sekadar keterampilan membaca dan menulis, melainkan sebuah kecerdasan sosial.
“Literasi itu adalah kecerdasan sosial,” tegasnya. Menurut Foggy, masyarakat yang tidak memiliki kesadaran literasi akan mudah terdistraksi. Di titik inilah pentingnya dukungan struktural dari pemerintah daerah, baik dalam bentuk regulasi maupun ekosistem yang memungkinkan gerakan literasi tumbuh dan mengakar.
Foggy juga mengkritisi bagaimana indeks literasi selama ini seringkali hanya berhenti pada wilayah perkotaan yang lebih mudah dijangkau. “PR besar kita adalah bagaimana literasi dapat memberikan dampak yang nyata bagi daerah-daerah,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti peran sekolah alternatif sebagai ruang kolaborasi literasi yang tidak terbatas pada ruang kelas formal. Literasi, menurutnya, dapat tumbuh melalui berbagai medium seperti cerita lokal dalam buku, musik, film, teater, hingga pantomim—semuanya dapat diakses dan dicerna oleh masyarakat luas.
Diskusi ditutup dengan refleksi penting: "keadilan literasi bukan semata distribusi akses, melainkan kecerdasan dalam memahami ruang demokrasi. Literasi, dengan demikian, hadir sebagai instrumen pemberdayaan sosial sekaligus peneguhan identitas kultural, tutup Sakkir sebagai teman tutur.
( Musakkir Basri )