Tak berhenti pada perangkat, ia menuturkan, program ini juga membekali karyawan Arumi Laundry dengan pelatihan operasional dan perawatan mesin.
Selain itu, ungkapnya lagi, pencatatan keuangan manual digantikan aplikasi digital yang diperkenalkan Asosiasi Seluruh Laundry Indonesia (ASLI).
“Kami ingin efisiensi meningkat sekaligus manajemen keuangan lebih profesional,” ujar Tri, Senin, 22 September 2025.
Pengembangan teknologi ini sejalan dengan riset yang digeluti Tri dalam bidang energi terbarukan, khususnya sistem hybrid dan pemanfaatan energi termal.
“Inovasi ini bahkan berpeluang diajukan sebagai paten sederhana,” sebutnya.
Tri mengatakan, program pendampingan tersebut mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat 2025.
Bersama dua rekannya, Asri Essada Nurachmah dan Abdul Halim, Tri berharap mesin pengering ramah energi itu bukan hanya mengangkat daya saing Arumi Laundry, tapi juga memberi efek ganda bagi ekonomi lokal.
“Kalau usaha kecil bisa lebih efisien, manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar,” ketua tim pengabdian masyarakat PNUP Tri Susilo Wirawan, menandaskan. (Hdr)