PEDOMANRAKYAT, GOWA - Arumi Laundry, usaha jasa cuci pakaian rumahan di Desa Paccelekang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, tengah menapaki babak baru.
Sejak berdiri pada 2022, bisnis yang dirintis Nurul Qalbi itu berkembang di tengah kawasan padat penduduk dan perkantoran.
Enam karyawan yang bergabung di dalamnya ikut menopang roda usaha yang menjadi tumpuan ekonomi keluarga menengah ke bawah.
Namun, di balik geliat itu, Nurul dan timnya masih berhadapan dengan persoalan klasik, yaitu pengering bawaan mesin cuci tak mampu bekerja optimal, pencatatan keuangan dilakukan manual, sementara keterbatasan daya listrik membatasi penggunaan peralatan tambahan. Dampaknya, layanan sering terhambat dan peluang ekspansi usaha pun tertahan.
Jawaban atas kendala tersebut datang dari sebuah program pengabdian masyarakat Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP).
Tim yang dipimpin Tri Susilo Wirawan, dosen sekaligus peneliti energi terbarukan, merancang mesin pengering pakaian hemat energi berbasis sistem hybrid.
Perangkat berkapasitas delapan kilogram itu, jelas Tri Susilo, menggabungkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan gas LPG, ditopang motor listrik 1800 W/220 V serta baterai 100 Ah/12 V yang terhubung dengan inverter.
Menurutnya, dengan bodi stainless steel tebal 1 milimeter, desain satu pintu ini tak hanya kokoh dan higienis, tetapi juga ramah lingkungan.
Tri Susilo melanjutkan, sistem hybrid memungkinkan mesin bekerja tanpa menambah beban listrik bulanan, sembari memanfaatkan energi terbarukan untuk jangka panjang.
Tak berhenti pada perangkat, ia menuturkan, program ini juga membekali karyawan Arumi Laundry dengan pelatihan operasional dan perawatan mesin.
Selain itu, ungkapnya lagi, pencatatan keuangan manual digantikan aplikasi digital yang diperkenalkan Asosiasi Seluruh Laundry Indonesia (ASLI).
“Kami ingin efisiensi meningkat sekaligus manajemen keuangan lebih profesional,” ujar Tri, Senin, 22 September 2025.
Pengembangan teknologi ini sejalan dengan riset yang digeluti Tri dalam bidang energi terbarukan, khususnya sistem hybrid dan pemanfaatan energi termal.
"Inovasi ini bahkan berpeluang diajukan sebagai paten sederhana," sebutnya.
Tri mengatakan, program pendampingan tersebut mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat 2025.
Bersama dua rekannya, Asri Essada Nurachmah dan Abdul Halim, Tri berharap mesin pengering ramah energi itu bukan hanya mengangkat daya saing Arumi Laundry, tapi juga memberi efek ganda bagi ekonomi lokal.
“Kalau usaha kecil bisa lebih efisien, manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar,” ketua tim pengabdian masyarakat PNUP Tri Susilo Wirawan, menandaskan. (Hdr)