PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Prof. Dr. Anas Iswanto Anwar, SE, MA, CWM, CRBC dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ekonomi Moneter Internasional pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin (Unhas), Selasa (23/9/2025) pagi di depan Sidang Senat Akademik yang dipimpin langsung oleh Ketua Senat Akademik Unhas, Prof. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.Kes, Sp.Pros(K), bertempat di Ruang Senat Unhas, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar.
Sidang Senat Akademik Unhas dalam rangka Pidato Pengukuhan dan Penerimaan sebagai Anggota Dewan Profesor pada FEB Unhas bagi Prof. Dr. Anas Iswanto Anwar, SE, MA, CWM, CRBC, juga dihadiri Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unhas Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, M.Si, Ketua Dewan Profesor Unhas Prof. Dr. Andi Pangeran Moenta, SH, MH, Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Prof. Dr. Abdul Rahman Kadir, M.Si, CIPM, CWM, CRA, CRP.
Jalannya sidang senat akademik Unhas tersebut turut disaksikan sejumlah anggota keluarga dan kerabat dekat hingga sahabat-sahabat Prof. Dr. Anas Iswanto Anwar, SE, MA, CWM, CRBC sesama alumni SMA Negeri 1 (SMANSA) Makassar di antaranya Dr. H. Zainal Arifin Paliwang, SH, MH (Gubernur Provinsi Kalimantan Utara dan Ketua Umum IKA SMANSA 82), dan Ir. Agus Arifin Nu'mang (mantan Wakil Gubernur Provinsi Sulsel dan Dewan Pembina IKA SMANSA 82).
Selain itu tampak pula duduk di jejeran kursi barisan depan beberapa alumni SMANSA lainnya, seperti Mohammad Ramdhan Pomanto (mantan Wali Kota Makassar 2 periode, dan alumni SMANSA 81), kemudian Andi Ina Kartika Sari, SH (Bupati Barru dan Ketua Umum IKA SMANSA serta mantan Ketua DPRD Sulsel), Dr. H. Azhary Sirajuddin, M.Si (Direktur Utama PT Citraniaga Makmur Abadi Jakarta dan Ketua Dewan Pembina IKA SMANSA 82), dan Prof. Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp.KK(K) (Ketua Umum IKA SMANSA 81).
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Dr. Anas Iswanto Anwar, SE, MA, CWM, CRBC yang saat ini menjabat pula sebagai Komisaris Bank Unhas menyampaikan karya ilmiahnya bertajuk "Transformasi Paradigma Ekonomi Moneter Internasional: Trilemma Mundell ke Quadrilemma Digital". Menurutnya, sistem moneter internasional telah menjadi fondasi bagi perdagangan dan stabilitas ekonomi global selama puluhan tahun.
Landasan teoretis yang paling berpengaruh dalam memahami dinamika kebijakan moneter adalah Trilema Mundell, sebuah konsep yang menyatakan bahwa sebuah negara hanya bisa memilih dua dari tiga tujuan kebijakan secara bersamaan, yakni nilai tukar yang stabil, mobilitas modal yang bebas, dan kebijakan moneter yang independen.
"Trilema ini telah menjadi kerangka kerja utama bagi para pembuat kebijakan di seluruh dunia, memandu pilihan mereka antara sistem mata uang yang terikat, pengendalian modal, atau rezim nilai tukar yang fleksibel," tukas putra dari pasangan almarhum Prof. dr. H. M. Anwar Makkatutu dan almarhumah Hj. Iesye Anwar.
Diungkapkannya lagi, perubahan lanskap ekonomi global yang didorong oleh revolusi digital melahirkan konsep baru yaitu Kuadrilema Digital, di mana terdapat dimensi keempat yang menuntut perhatian, yakni integrasi teknologi digital dan keamanan siber dalam kebijakan moneter internasional. Dimensi ini menuntut kerangka analisis baru yang dapat menangkap kompleksitas interaksi antara kebijakan ekonomi, teknologi informasi, dan stabilitas finansial di era digital.
Paper ini berupaya melakukan analisis teoretis mendalam mengenai transformasi dari Trilema Mundell ke Kuadrilema Digital, mengidentifikasi tantangan kontemporer seperti volatilitas kripto aset, risiko keamanan siber, dan fragmentasi digital lintas negara, serta menawarkan solusi futuristik berbasis teknologi untuk mengelola dinamika tersebut.
Pergeseran dari Trilema ke Kuadrilema Digital menghadirkan serangkaian tantangan baru dan implikasi kebijakan yang signifikan bagi otoritas moneter, pemerintah, dan lembaga keuangan global. Tantangan-tantangan ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga fundamental, memaksa para pembuat kebijakan untuk memikirkan kembali bagaimana mereka menjaga stabilitas, efektivitas, dan integritas sistem keuangan.
Perjalanan dari Trilema Mundell ke Kuadrilema Digital menandai pergeseran paradigma yang krusial dalam ekonomi moneter internasional. Selama beberapa dekade, Trilema telah menjadi kerangka kerja yang kuat untuk memahami pilihan kebijakan yang sulit, seperti nilai tukar tetap, kebijakan moneter mandiri, dan mobilitas modal bebas.
Namun, paper ini menunjukkan bahwa inovasi finansial digital, yang didorong oleh mata uang kripto, stablecoin, dan teknologi blockchain, telah mendisrupsi model ini secara fundamental. Inovasi ini tidak hanya menantang pilihan-pilihan lama, tetapi juga memperkenalkan variabel baru yang tidak dapat diabaikan yaitu kedaulatan moneter digital.
"Transformasi dari Trilema Mundell ke Kuadrilema Digital bukan hanya perubahan teoretis, tetapi ini adalah respons strategis terhadap realitas digital yang tak terhindarkan. Bagi pembuat kebijakan, akademisi, dan praktisi keuangan, pemahaman mendalam tentang kuadrilema ini menjadi kunci untuk membangun sistem keuangan global yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan di masa depan," tegas suami dari almarhumah Nurbani Arief, SE, dan ayah dari dua buah hatinya yakni Adwin Pratama Anas, SE, MA serta drg. Winda Brisbania Anas, S.Kg.
Lanjutnya lagi, pada akhirnya, Kuadrilema Digital bukanlah sekadar penambahan teoretis. Ia adalah cerminan dari realitas baru yang dihadapi oleh bank sentral di seluruh dunia. Masa depan arsitektur moneter global akan sangat bergantung pada bagaimana negara-negara menavigasi pilihan-pilihan kompleks ini. Mereka yang berhasil mengintegrasikan inovasi digital dengan kebijakan yang bijaksana akan berada di posisi yang lebih kuat untuk mempertahankan kedaulatan moneter dan memastikan stabilitas di abad ke-21.
“Di era digital, stabilitas tidak lagi hanya soal kurs atau inflasi tetapi juga soal keamanan jaringan, keandalan data, dan kepercayaan publik terhadap sistem moneter baru," tandasnya lalu mengakhiri pidato ilmiahnya dengan menyapa dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga dan kerabat dekatnya yang telah hadir menyaksikan momen perjalanan akademiknya.
Usai menyampaikan pidato ilmiahnya, Prof. Dr. Anas Iswanto Anwar, SE, MA, CWM, CRBC menandatangani naskah pengukuhan Guru Besar dan penerimaan sebagai anggota Dewan Profesor dengan nomor keanggotaan 602, dan dilanjutkan dengan menerima ucapan selamat dari seluruh hadìrin serta sesi foto bersama. Dan sebagai rasa syukurnya, Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset, Inovasi, dan Kemahasiswaan FEB Unhas ini, pada siang hingga sore tadi menggelar hajatan syukuran di Lily Hall C (Lt.1) Four Points by Sheraton Hotel Jl. Andi Djemma No.130 Makassar.
Gawe syukuran yang diwarnai makan siang sembari menikmati hiburan musik ini berlangsung meriah dengan kehadiran artis penyanyi ibukota, Dedy Dukun yang tampil melantunkan sederet karya lagu hitsnya dan tampak akrab di kuping sebagian besar undangan yang hadir dan spontanitas ikut bernyanyi maupun bergoyang bersama. (jw)