SuarAsaESA #5: Masihkah Dongeng di Sekolah?

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMAN RAKYAT, BULUKUMBA - Pertanyaan sederhana kembali menggema dari ruang literasi Sekolah Anak Desa: masihkah dongeng hadir di sekolah? Pertanyaan ini menjadi titik tolak perbincangan dalam program SuarAsaESA edisi kelima, yang disiarkan langsung melalui Instagram pada pukul 17.00–18.00 WITA.

Menghadirkan Mba Deta, pendongeng asal Bandung yang aktif sejak 2013, obrolan sore itu membuka kembali kesadaran tentang fungsi dongeng sebagai bagian dari literasi. Dengan senyum hangat, ia menegaskan, “Dongeng itu bukan hanya untuk anak kecil, tetapi untuk semua usia.”

Sakkir, pendamping diskusi, menambahkan bahwa dongeng mampu mengaktifkan imajinasi, menghidupkan kembali pengalaman rasa, dan menjembatani pengetahuan yang sering kali sulit dijangkau lewat bacaan akademis. “Dongeng membuat orang masuk, merasakan, dan terhubung dengan pesan cerita,” ungkapnya.

Lebih jauh, Mba Deta menekankan pentingnya menggali bahan cerita dari kearifan lokal. “Sebenarnya di daerah itu banyak sekali yang bisa kita angkat jadi cerita dongeng. Misalnya makanan lokal atau cerita legenda. Tujuannya agar peserta dongeng bisa lebih dekat dengan cerita lokal,” ujarnya. Pandangan ini menegaskan bahwa literasi tidak selalu harus lahir dari buku-buku besar, tetapi juga dari pengalaman, tradisi, dan budaya yang hidup di tengah masyarakat.

Penutup acara ditandai dengan harapan sederhana: agar dongeng tetap mendapat tempat di sekolah. Bukan sekadar sebagai hiburan, melainkan sebagai bagian dari gerakan literasi—membangun daya imajinasi, mengasah kepekaan, dan menumbuhkan identitas budaya.

Dongeng, pada akhirnya, adalah bentuk literasi yang paling awal dikenali manusia: sebuah kisah yang dituturkan, didengar, diingat, dan diwariskan. Pertanyaannya kini, apakah sekolah masih mau membuka ruang bagi dongeng sebagai bagian dari pendidikan literasi yang lebih humanis?
( Musakkir Basri )

Baca juga :  Pelaku Penganiayaan di Desa Manjapai Diamankan Unit Reskrim Polsek Bontonompo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Mengabdi dengan Hati, Membangun dengan Inovasi: Jejak Langkah Muh. Naim Suro di Desa Bontolangkasa, Kec. Bontonompo Kab. Gowa

PEDOMANRAKYAT, GOWA – Di sebuah ruang kerja yang tenang di Desa Bontolangkasa Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Kamis...

Kakanwil Kemenag Sulsel Hadiri Open House Natal 2025, Apresiasi Peran Keuskupan Agung Makassar Jaga Kerukunan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. H. Ali Yafid, menegaskan pentingnya merawat...

Saat Laut Menjadi Doa: Kisah Hati dari Aceh 26 Desember

PEDOMANRAKYAT, ACEH - Aceh, 26 Desember 2004 — pagi itu seharusnya menjadi waktu kebahagiaan keluarga. Matahari baru saja...

Merajut Damai di Hari Kelahiran Kasih: IAS dan Aliyah Mustika Ilham Menyapa Gereja-Gereja Makassar di Natal 2025

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Malam Natal 2025 di Makassar tak hanya dipenuhi cahaya lilin dan kidung pujian, tetapi juga...