“Mereka akan berkumpul di Pondok Pesantren As’adiyah, Wajo pesantren tertua sekaligus terbesar di Sulsel yang dikenal sebagai pusat transmisi keilmuan turats di Indonesia Timur,” tuturnya.
MQKI perdana ini, jelas Kakanwil Kemenag Sulsel, bakal digelar pada 2–7 Oktober 2025. Mengusung tema “Dari Pesantren untuk Dunia : Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats,” ajang tersebut menghadirkan kompetisi membaca, memahami, dan mengkaji kitab kuning, diskusi ilmiah, hingga agenda kebudayaan.
“Ulama, akademisi, dan tokoh masyarakat dari 10 negara dan 34 provinsi dijadwalkan ikut serta,” beber Ali Yafid.
Kepala Bidang PD Pontren Kemenag Sulsel, Muhammad Yunus, menyebut persiapan menuju pembukaan sudah memasuki tahap akhir.
Ketua Yayasan As’adiyah, Bunyamin Yafid, bersama Bupati Wajo dan panitia lokal juga dijadwalkan meninjau lokasi utama kegiatan.
“Atmosfer penyambutan semakin terasa. Kehadiran kafilah internasional menjadi penanda kesiapan Wajo menyongsong perhelatan akbar ini,” kata Yunus.
Lebih dari sekadar lomba, MQKI 2025 diharapkan memperkuat jejaring keilmuan Islam lintas negara, memperkokoh peran Indonesia sebagai pusat peradaban Islam moderat, sekaligus menghadirkan pesan kitab kuning tak hanya mengajarkan ilmu agama, tapi juga solusi atas tantangan global dari isu lingkungan hingga perdamaian dunia, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid, menandaskan. (Hdr)