PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Satu tim peneliti muda dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) mengembangkan terobosan baru dalam penanganan Tuberkulosis (TB). Melalui penelitian berjudul “Efektivitas kombinasi Allicin dengan Obat Anti Tuberkulosis melalui Targeted-killing dalam Pengobatan Tuberkulosis Sensitif Obat Sediaan Nanoparticle Lipid Carrier Mannose Inhalation”, mereka menguji efektivitas pemberian obat TB melalui rute inhalasi atau hirup, yang diharapkan dapat mempersingkat durasi pengobatan dan meminimalisir efek samping yang selama ini menjadi kendala.
Penelitian yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI ini digawangi oleh lima mahasiswa berprestasi. Tim tersebut menamakan diri mereka Matra-TB yang diketuai oleh M. Fadlan Abdillah, dengan anggota Muh. Yusuf Raihan, A. Sabila Aprilia, Nabila Gina dan Suci Apriliana. Mereka dibimbing langsung oleh pakar mikrobiologi klinik, Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D, Sp.MK (K).
Latar belakang penelitian ini berangkat dari kondisi memprihatinkan di mana Indonesia masih menduduki peringkat kedua negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Pengobatan standar yang diberikan selama ini adalah Obat Anti Tuberkulosis (OAT) oral yang terdiri dari Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, dan Etambutol. Sayangnya, regimen obat ini menimbulkan berbagai efek samping sistemik yang serius, seperti gagal hati, urin berwarna merah, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta efek neurotoksik.
“Efek samping inilah yang sering menyebabkan pasien putus obat, sehingga menimbulkan kekebalan kuman TB yang lebih sulit untuk diatasi,” jelas M. Fadlan Abdillah, Ketua Tim Matra-TB.